Depok - DPP FOKSI sukes menggelar rangkaian perdana dari 15 titik rencana Festival Budaya dan Lomba Kesenian Santri Indonesia yang mengangkat tema "Menumbuhkan Fanatisme Budaya bagi Generasi Santri Indonesia Mewujudkan Indonesia Berkarakter Nasionalisme" di Pesantren Vocational Al Ma`mun, Sawangan Kota Depok, Kamis 21 Juli 2022.
Ketum DPP FOKSI, Cak M. Natsir Sahib dalam sambutannya menyampaikan, pentingnya menumbuhkan kembali kecintaan generasi muda Indonesia pada budaya bangsanya terutama di kalangan santri.
"Di hadapan era globalisasi saat ini para generasi muda Indonesia sangat jauh dan banyak yang telah meninggalkan budaya luhur Bangsa Indonesia. Tidak sekedar hanya dari sisi berpenampilan namun juga kepada kebiasaan hingga pola berpikir. Budaya bersopan santun dan gotong royong yang merupakan identitas bangsa saat ini mulai asing di generasi muda,"ujar Cak Natsir.
Kata dia, fenomena hari ini kita disuguhkan sikap generasi muda yang acuh dan tidak peduli sesama, sikap liberal, sikap intoleran, radikalisme bahkan terorisme,"jelasnya.
"Maka dari itu acara festival budaya dan lomba kesenian santri Indonesia ini digelar sebagai upaya mengembalikan generasi muda untuk cinta dan bangga pada budaya bangsanya terutama para santri Indonesia yang telah sedari awal menjadi benteng yang kokoh dalam tegak dan berdirinya bangsa Indonesia," ungkapnya.
Sementara itu, pimpinan pondok Pesantren Vocational Al Ma`mun selaku tuan rumah kegiatan dan perwakilan dari Badan Siber dan Sandi Negara mendukung kegiatan Festival Budaya dan Lomba Kesenian Santri Indonesia yang di gagas oleh DPP FOKSI dan mengharapkan acara tersebut dapat mengembalikan kecintaan generasi muda Indonesia pada budaya dan kesenian Indonesia.
Acara yang dihadiri oleh Sujiwo Tedjo atau yang akrab di sebut mbah tejo yang merupakan tokoh budayawan nasional semakin menambah energi semangat kepada para peserta lomba dan penampil budaya dan kesenian.
Pada malam tersebut mbah Tejo bertindak sebagai juri dalam menilai penampilan para peserta. Selain itu mbah Tejo juga menyempatkan waktu untuk memberikan pemaparan dan wejangannya tentang bagaimana generasi muda Indonesia terkhusus kaum santri untuk mencintai dan bangga dengan budaya Bangsa Indonesia yang begitu kaya dan beragam.
Lomba yang dipertandingkan pada acara tersebut terbagi atas empat kategori lomba, yaitu pidato kebangsaan, puisi atau monolog, nasyid kebangsaan serta marawis hadroh. Masing-masing peserta yang bertanding merupakan perwakilan dari sejumlah pesantren di kawasan Jabodetabek.
Kepada peserta dengan penampilan terbaik pada masing-masing kategori mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan singkat dari para budayawan dan pelaku seni Indonesia selama 10 hari dan menampilkan penampilan terbaiknya di puncak acara Festival Budaya Dan Lomba Kesenian Santri Indonesia di Kota Surakarta.
Selain penampilan para peserta lomba, acara tersebut juga disemarakkan oleh tausiyah Al Ustadz Fathur Aksi Indosiar dan penampilan para anak muda yang giat melestarikan budaya dan kesenian yaitu oleh grup seni Taman Sawangan Ukulele, grup Sholawat Reggae, Puisi Ummul Quro` serta Hadroh PTIQ. []