News Jum'at, 21 Oktober 2022 | 15:10

DPR Minta Pemerintah Pertimbangkan Penetapan KLB untuk Kasus Ginjal Akut Pada Anak

Lihat Foto DPR Minta Pemerintah Pertimbangkan Penetapan KLB untuk Kasus Ginjal Akut Pada Anak Ilustrasi Ginjal (Foto: Pixabay)

Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah untuk mempertimbangkan penetapan kejadian luar biasa (KLB) pada kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak.

"Mengingat banyaknya kasus yang bermunculan sejak beberapa bulan terakhir, opsi penetapan KLB harus juga dipertimbangkan dan mulai dibahas oleh pemerintah," kata Netty dalam keterangannya, Jumat, 21 Oktober 2022.

Berdasarkan data Kemenkes RI, gangguan ginjal akut pada anak per 18 Oktober 2022, mencapai 206 kasus di mana 99 orang telah dinyatakan meninggal dunia.

"Ada dugaan kuat bahwa data riil kasus gangguan ginjal akut pada anak-anak itu lebih banyak lagi. Ini semacam puncak gunung es. Apalagi dengan sistem surveilans kesehatan Indonesia yang masih harus diperbaiki di sana-sini," ujarnya.

Meski demikian, lanjut politisi PKS ini, penetapan kondisi KLB untuk kasus gangguan ginjal akut pada anak harus menunggu hasil kerja tim yang dibentuk oleh pemerintah untuk menyelidiki kasus tersebut.

"Saya mendorong agar tim bekerja sigap dan ekstra agar hasilnya segera ada. Baik itu menyangkut penyebab, gejala, upaya penanganan dan lain sebagainya. Sampai saat ini kita masih belum dapat mengungkap banyak terkait kasus gangguan ginjal misterius ini," tuturnya.

Menurut dia, penyelidikan harus dipercepat untuk menghindari semakin banyak korban yang berjatuhan.

"Pemerintah harus memberi dukungan maksimal agar tim dapat bekerja menunaikan tugasnya dengan cepat. Ini perkara prioritas yang harus diselesaikan," kata dia.

Lebih lanjut, dia juga meminta pemerintah memastikan kesiapan fasilitas kesehatan (faskes) dan ketersediaan alat dan obat yang dibutuhkan dalam menangani kasus ini.

"Cek apakah faskes dan RS mana saja yang siap menangani jika ada anak bergejala yang datang berobat. Bagaimana dengan ketersediaan alat dan obat penunjang," tuturnya.

Di akhir, Netty menegaskan bahwa edukasi dan informasi pada masyarakat juga harus terus digalakkan agar tahu langkah apa yang harus diambil jika menghadapi kasus tersebut.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya