Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani mengkhawatirkan kesehatan peserta didik yang mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen seiring meningkatnya kasus Omicron di Indonesia.
"Kita memang khawatir terjadi learning loss yang disebabkan terlalu lamanya masa PJJ. Akan tetapi, risiko ini harus dihadapi karena kesehatan peserta didik jauh lebih penting dari apapun juga. Saya meminta pemerintah segera mengevaluasi kebijakan PTM 100 persen" kata Netty dalam keterangannya, Kamis, 27 Januari 2022.
Apalagi, lanjut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, orang tua atau wali tidak diberikan pilihan untuk menentukan apakah sang anak mengikuti PTM 100 persen atau PJJ.
"Orang tua `dipaksa` dengan peraturan bahwa anak wajib PTM 100 persen, tidak ada opsi untuk mengikuti PJJ. Hal ini tentu sangat disayangkan di tengah meningkatnya kasus Omicron di Indonesia. Apakah pemerintah mau bertanggung jawab jika peserta didik terserang Omicron?" ujarnya.
"Di Singapura saat ini yang sedang dihantam Omicron, anak-anaklah yang mendominasi RS. Anak-anak di bawah 12 tahun yang terinfeksi Covid-19 varian Omicron jauh lebih tinggi dari pada usia 16 tahun ke atas. Jangan sampai kejadian ini juga kita alami," sambungnya.
Oleh karena itu, dia meminta pemerintah mau mendengar dan menerima saran dari para ahli kesehatan terkait persoalan tersebut.
"Para asosiasi medis seperti IDAI, PAPDI, PERDATIN dan lain-lain sudah sejak beberapa hari lalu meminta agar PTM dievaluasi. Pemerintah harus mendengarkan, kekhawatiran orang tua harus dipertimbangkan. Apalagi di banyak sekolah, anak-anak masih banyak yang penerapan prokesnya longgar," ucap Netty.[]