News Kamis, 05 September 2024 | 14:09

DPR: PHK dan Tumbangnya Industri Berdampak Pada Perekonomian Kita Secara Umum

Lihat Foto DPR: PHK dan Tumbangnya Industri Berdampak Pada Perekonomian Kita Secara Umum Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher. (Foto: Istimewa)

Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah agar mencari solusi atas tingginya tren Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di industri tekstil di Indonesia.

Ia menjelaskan beberapa bulan terakhir PKH di industri tekstil mengalami peningkatan. Dia pun meminta pemerintah untuk bersantai-santai melihat hal tersebut.

"Pemerintah harus bersikap dan mencari solusi atas tingginya angka PHK di industri tekstil. Jangan tenang-tenang saja seolah tidak ada masalah," kata Netty dalam keterangannya, Kamis, 5 September 2024.

Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), terdapat sebanyak 46.240 pekerja mengalami PHK pada periode Januari 2024 hingga Agustus 2024.

Dia berpendapat, di balik setiap peristiwa PHK, harus dicermati kemungkinan adanya industri dalam negeri yang tumbang. 

"PHK dan tumbangnya industri, tentu berdampak pada perekonomian kita secara umum," ujarnya.

Oleh sebab itu, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini meminta pemerintah mengambil langkah tepat sebagai solusi mengatasi persoalan PHK di dalam negeri.

"Pemerintah harus fokus mengatasi masalah pada upaya perbaikan dan penyehatan perusahaan. Buat kebijakan yang dapat mendorong perusahaan kembali sehat secara keuangan dan juga proses produksi," tuturnya.

Kebijakan job fair di banyak kota, lanjutnya, sekilas tampak bagus dan menarik antusias masyarakat. 

"Namun hal tersebut tidak menyelesaikan masalah industri yang tumbang dan gulung tikar," katanya.

Lebih lanjut, dia juga mengungkapkan salah satu faktor yang menyebabkan tumbangnya industri tekstil dan garmen dalam negeri.

Penyebab yang dimaksud Netty, adalah karena ketidakmampuan bersaing dengan barang impor dari Cina yang harganya jauh lebih murah. 

"Produsen produk Cina bisa menjual murah ke pasar Indonesia karena mendapat subsidi dan kemudahan lain dari pemerintahnya. Artinya ada regulasi yang menguntungkan. Selain itu, patut ditengarai adanya praktik jual dan impor ilegal yang masuk ke Indonesia," tuturnya.

Ia pun meminta pemerintah menyelidiki dan memperketat pengawasan produk impor serta memberantas praktik jual dan impor ilegal tersebut.

"Jika kondisi ini dibiarkan, tentunya akan semakin banyak industri dalam negeri yang tumbang dan mem-PHK karyawannya. Banyaknya PHK akan melahirkan generasi cemas, alih-alih generasi emas," ucap Netty.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya