News Jum'at, 03 Desember 2021 | 13:12

DPR RI: Sudah Saatnya Palm Oil Indonesia Berbakti untuk Nusa dan Bangsa

Lihat Foto DPR RI: Sudah Saatnya Palm Oil Indonesia Berbakti untuk Nusa dan Bangsa Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin.(Foto:Opsi/Istimewa)

Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin meminta pemerintah untuk segera membuat regulasi agar terjadi pengalihan suplai minyak goreng dari produsen Palm Oil Indonesia untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Kondisi harga Palm Oil menjadi tinggi karena permintaan dari luar negeri sangat tinggi. Menurutnya, Produsen minyak goreng memberikan prioritas untuk ekspor dengan harga menggiurkan.

"Sudah saatnya para produsen dan korporasi Palm Oil Indonesia untuk berbakti kepada nusa dan bangsa karena selama ini pemerintah sudah banyak memberikan program untuk perkembangan industri sawit di Indonesia," kata Akmal mengutip keterangannya, Jumat, 3 Desember 2021.

Dia menegaskan, pemerintah sudah sangat banyak berbuat untuk kemajuan industri sawit di Tanah Air.

"Di antaranya kampanye positif sawit di luar negeri, relaksasi pajak ekspor, kemudahan perijinan hingga rekomendasi pembuartan RSPO dan insentif peralihan sebagian produksi palm oil untuk biodiesel," ujarnya.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menekankan, dengan terjadinya harga minyak goreng yang sangat tinggi akibat penurunan pasokan bahan baku minyak goreng di berbagai negara.

Penduduk Indonesia yang kini sangat terdampak akibat kenaikan harga minyak goreng, lanjutnya, bahkan memicu terjadinya inflasi yang tertinggi di bulan November selama tahun 2021.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi pada November 2021 sebesar 0,37 persen (month to month/mtm) dan inflasi sepanjang tahun 2021 mencapai 1,30 persen (year to date/ytd) serta inflasi secara tahunan sebesar 1,75 persen (year on year/yoy).

Dia mengatakan, sesuai dengan UU No 5 Tahun 2009 tentang Perlindungan Konsumen pasal 4 tentang hak Konsumen di huruf i, menyatakan hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya, pemerintah mesti berpikir ada solusi terkait tingginya harga minyak goreng untuk rakyat Indonesia.

Akmal menjelaskan, para produsen minyak sawit di Indonesia saat ini perlu memberikan pengorbanannya, hal itu di antaranya karena begitu seringnya pemerintah melakukan kampanye pemasaran palm oil di luar negeri yang selalu dilakukan secara rutin, baik Kementerian Pertanian maupun Kementerian Perdagangan.

Dalam kampanye itu disebutkan bahwa palm oil di Indonesia pro terhadap lingkungan. Tidak mengganggu orang hutan, mempertahankan meminimalisir dampak perubahan iklim dan menjaga kualitas tanah dan air di sekitar area tanam sawit.

Selain insentif relaksasi pajak, pemerintah juga kerap memberikan rekomendasi agar perusahaan kelapa sawit mendapat sertifikasi RSPO atau ISPO.

"Perusahaan kelapa Sawit ini kan sudah banyak untungnya, yang sangat di bantu besar-besaran dari anggaran pemerintah. Kini saatnya untuk bantu rakyat dalam negeri, beri empati masyarakat yang kini mulai tertekan akibat tingginya harga minyak goreng," tuturnya.

"Toh selama ini ketika harga sedang jatuh, pemerintah telah memberikan insentif peralihan sebagian produksi palm oil untuk biodiesel sehingga ketika harga rendah di pasar internasional, palm oil dapat di serap semaksimal mungkin untuk keperluan biodiesel," ucap Andi Akmal menambahkan.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya