Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Puteri Anetta Komarudin menyebutkan Indonesia saat belum mengalami resesi. Sebab, prediksi yang menyebut bahwa di 2023 ekonomi dunia akan mengalami gelombang resesi belum menunjukkan hal tersebut bagi Indonesia.
Justru, kata Puteri ekonomi domestik masih bisa tumbuh positif di atas lima persen selama dua kuartal. Kondisi sebaliknya justru terjadi di Amerika Serikat, Tiongkok, dan Uni Eropa.
"Secara teknis, saat ini kita tidak mengalami resesi. Karena suatu negara dikatakan resesi apabila mengalami pertumbuhan PDB yang minus selama dua kuartal berturut-turut. Justru saat ini ekonomi kita masih mampu tumbuh positif di atas 5 persen selama dua kuartal terakhir," kata Puteri di Jakarta, Senin, 5 Desember 2022.
Dia mengatakan, capaian pertumbuhan ekonomi ini lebih tinggi dibandingkan AS, Uni Eropa, Tiongkok, maupun Singapura.
Namun, di sisi lain, para pengusaha industri terutama tekstil dan garmen mengalami kelesuan usaha, seolah sudah terjadi resesi di tanah air.
Politisi Partai Golkar ini berpandangan, hal tersebut ditandai dengan berkurangnya pesanan (order) dan sebagian sudah merumahkan, bahkan melakukan Pemutusan Hubungan Karyawan (PHK).
Ia berpendapat, keluhan para pengusaha itu merupakan imbas pelemahan ekonomi AS dan Eropa, bukan resesi di dalam negeri. Permintaan dari luar negeri melemah, sehingga menurunkan ekspor.
Baca juga: Respons Tantangan Ekonomi Global, Jokowi Ungkap Enam Fokus Kebijakan APBN 2023
Baca juga: Sri Mulyani Tegaskan APBN Bekerja Keras Menjaga Pemulihan Ekonomi Nasional
"Kondisi ini perlu direspons pemerintah dengan segera mengatasi dampak rambatan pelemahan ekonomi negara lain, khususnya yang menjadi mitra dagang utama terhadap keberlangsungan industri dalam negeri, terutama industri padat karya," ucap Puteri.[]