Pilihan Rabu, 27 September 2023 | 15:09

Duet Prabowo Subianto-Ganjar Pranowo: Antara Dilema dan Ilusi

Lihat Foto Duet Prabowo Subianto-Ganjar Pranowo: Antara Dilema dan Ilusi Kolase foto Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (foto: istimewa).

*Oleh: Pangi Syarwi Chaniago, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting

Wacana untuk menduetkan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo dalam satu paket pasangan calon presiden dan calon wakil presiden memiliki potensi untuk memenangkan pemilihan presiden dengan lebih mudah dalam format dua  kandidat calon presiden.

Namun, wacana ini berpotensi menimbulkan kompleksitas terkait penentuan siapa calon presiden dan siapa yang akan menjadi wakilnya. Ini adalah persoalan rumit dan pelik karena akan berkaitan secara langsung dengan elektabilitas partai di tengah proses pemilu yang dilakukan secara serentak.

PDI-P tidak akan dengan mudah mengorbankan posisinya sebagai partai pemenang pemilu demi memuluskan langkah Prabowo dan Gerindra, begitu pula dengan Gerindra yang akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan Prabowo sebagai calon presiden sekaligus mengantarkan keberhasilan legislatif bagi Gerindra sebagai partai pemenang pemilu.

Di sisi lain, jika format koalisi besar tidak terbentuk dan pada akhirnya ada tiga poros koalisi, maka hal ini akan menjadi dilema bagi kubu nasionalis (PDIP dan Gerindra) yang akan membuka peluang munculnya kuda hitam (Anies Rasyid Baswedan) sebab jarak elektabilitas-nya dengan Ganjar Pranowo tidak terpaut terlalu jauh. 

Merujuk data terbaru dari survei Voxpol Center, belum ada kandidat dengan elektabilitas yang cukup meyakinkan, elektabilitas ketiga kandidat tidak terpaut terlalu jauh.

Dalam simulasi tiga nama Prabowo Subianto dengan elektabilitas 36,5 persen di posisi pertama, Ganjar Pranowo (30,4 persen) dan Anies Rasyid Baswedan (26,4 persen). Hasil survei ini menggambarkan bahwa ada potensi pemilu dilakukan dua putaran.

Jika situasi ini terjadi dan jika Anies Rasyid Baswedan berhasil masuk ke putaran kedua peluangnya untuk menang masih terbuka lebar, perebutan suara di kalangan pemilih yang belum menentukan pilihan dan pergeseran suara pada putaran kedua adalah kunci kemenangan.

Membaca kompleksitas ini pada akhirnya mengantarkan kita pada sebuah kesimpulan bahwa wacana ini hanyalah ilusi yang sangat mustahil untuk diwujudkan atau dengan kata lain wacana ini adalah kekhawatiran yang sangat berlebihan akan potensi dan ancaman kekalahan yang terus membayangi di depan mata.[] (Rabu, 27 September 2023)

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya