News Selasa, 11 November 2025 | 14:11

Ephorus HKBP Apresiasi Demo Tutup TPL Tidak Ada Tindakan Anarkis dan Tidak Menyisakan Sampah

Lihat Foto Ephorus HKBP Apresiasi Demo Tutup TPL Tidak Ada Tindakan Anarkis dan Tidak Menyisakan Sampah Massa aksi tutup TPL di Kantor Gubernur Sumatra Utara pada 10 November 2025. (Foto: Ist)
Editor: Tigor Munte

Taput - Ephorus HKBP Pdt Dr Victor Tinambunan memberikan apresiasi atas aksi demo Tutup TPL di kantor Gubernur Sumatra Utara pada 10 November 2025 berlangsung dengan damai.

"Aksi ini berlangsung dalam suasana damai, tidak ada tindakan anarkis dan (yang langka terjadi) tidak menyisakan sampah. Terima kasih yang tulus kepada Sekber Gerakan Oikumenis Keadilan Ekologis di Sumatera Utara," kata Ephorus HKBP dalam pernyataan yang dikutip pada Selasa, 11 November 2025.

Dia mengungkap aksi di depan Kantor Gubernur Sumatera Utara, bergema suara yang mengguncang nurani.

Peserta dari di atas 10 ribu datang dari berbagai kelompok masyarakat, termasuk sebanyak 150 orang warga Muslim dari Tapanuli Selatan.

Disebutnya, aksi damai menyerukan “Tutup TPL” menandakan bahwa panggilan menjaga bumi bukan milik satu agama, tetapi suara hati seluruh umat manusia.

Ephorus secara khusus menyampaikan terima kasih mendalam secara khusus kepada para pelayan dan warga jemaat HKBP yang hadir dengan kasih dan keberanian iman.

Mulai dari dari Distrik Medan Aceh, Medan Utara, Binjai Langkat, dan Deli Serdang, Distrik Tebing Tinggi Deli, Sumatera Timur, dan Humbang, dan Distrik lainnya bersama para Praeses dan Pendeta.

Ada juga dari dunia pendidikan di bawah naungan HKBP sekitar 2.000 orang. Ephorus menyebut, jumlah yang hadir dari HKBP sengaja dibatasi, jika tidak puluhan ribu orang akan bergabung.

Mereka semua bergandengan tangan dengan pastor, suster, ulama, akademisi, pegiat lingkungan, organisasi kemasyarakatan, mahasiswa, pendamping masyarakat, serta para korban kerusakan alam.

"Dari berbagai latar belakang, mereka berdiri teguh dalam satu seruan bersama: Selamatkan bumi, pulihkan kehidupan, hentikan keserakahan!" katanya.

Ephorus menegaskan, seruan “Tutup TPL” bukanlah seruan kebencian, melainkan nyanyian iman dan nurani. Ia lahir dari kasih yang menolak ketidakadilan, dari iman yang menolak perusakan ciptaan Allah. 

"Ini adalah tanggung jawab rohani dan moral, panggilan untuk merawat tanah yang diberkati Tuhan, agar bumi tetap subur, air tetap jernih, dan anak cucu dapat hidup damai di bawah langit yang sama," tandasnya. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya