News Senin, 24 November 2025 | 17:11

Ephorus HKBP: Bapak Gubernur Berkesimpulan dan Sependapat TPL Layak untuk Ditutup

Lihat Foto Ephorus HKBP: Bapak Gubernur Berkesimpulan dan Sependapat TPL Layak untuk Ditutup Gubernur Sumut Bobby Nasution dan Ephorus HKBP Pdt Dr Victor Tinambunan. (Foto: FB)
Editor: Tigor Munte

Medan - Gubernur Sumut Bobby Nasution mengundang para pegiat aksi unjuk rasa Tutup TPL ke kantor gubernur di Kota Medan pada Senin, 24 November 2025.

Ikut hadir di sana Ephorus HKBP Pdt Victor Tinambunan selaku pembina sekber gosesu, organisasi yang menggerakkan aksi pada 10 November 2025 lalu.

Dikutip dari akun Facebooknya, Ephorus Victor menyampaikan terima kasihnya atas undangan Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution.

"Pertemuan sore ini merupakan tindak lanjut dari aksi damai yang dihadiri lebih dari 10.000 orang pada 10 November lalu," tulis dia.

Dikatakan, dalam dialog yang berlangsung, tim yang diundang terlebih dahulu memaparkan berbagai persoalan yang ditimbulkan oleh PT TPL sejak berdirinya.

Baik korban jiwa, luka-luka, trauma berkepanjangan, serta kerusakan alam yang sangat serius. 

Hadir juga kesaksian langsung dari masyarakat terdampak, mulai dari Tapanuli Selatan hingga Simalungun, yang menunjukkan betapa luas dan dalamnya luka yang ditinggalkan.

"Setelah mendengarkan seluruh paparan, Bapak Gubernur menyimpulkan bahwa dampak negatif kehadiran TPL jauh melampaui manfaatnya, dan secara prinsip beliau sependapat bahwa TPL layak untuk ditutup," katanya.

"Namun, karena kewenangan berada pada Pemerintah Pusat, dalam sepekan ke depan Pemerintah Provinsi akan menyusun dan menerbitkan rekomendasi resmi, dengan mempertimbangkan masukan dari Sekber," imbuh ephorus.

Sebagai tambahan di akhir pertemuan kata ephorus, pihaknya menyampaikan hal-hal yang dapat memperteguh keyakinan gubernur dalam memberikan rekomendasi penutupan TPL.

"Selama TPL terus beroperasi, selama itu pula keresahan tidak akan pernah benar-benar mereda. Bahkan Bapak Gubernur dan para kepala daerah akan sulit bekerja dengan fokus penuh karena konflik yang berulang tanpa henti. Sebaliknya, bila TPL ditutup, mungkin satu tahun pertama akan menjadi masa penataan dan perjuangan. Namun setelah itu, Sumatera Utara dapat memasuki babak baru: suasana yang lebih kondusif, pembangunan yang bergerak lebih mantap, wisatawan yang kembali berdatangan, dan ekonomi daerah yang bangkit dengan wajah yang lebih bersih dan manusiawi,” tandas ephorus. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya