News Rabu, 07 September 2022 | 20:09

Erick Thohir: Alokasi Subsidi Energi Bisa Danai Proyek Strategis Nasional

Lihat Foto Erick Thohir: Alokasi Subsidi Energi Bisa Danai Proyek Strategis Nasional Menteri BUMN Erick Thohir dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). (foto: Instagram).

Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan langkah yang pemerintah lakukan dengan menaikkan harga BBM jenis pertalite, biosolar, dan pertamax adalah cara untuk mengurangi pemborosan subsidi energi.

Nantinya, ujar Erick, alokasi subsidi energi dalam APBN dapat digunakan untuk mendanai proyek-proyek strategis nasional (PSN), seperti pembangunan jalan bebas hambatan (tol), pembangunan bandara, pembangunan bendungan untuk irigasi pertanian, dan lain-lain.

Sepanjang tahun 2016 sampai 2022, pemerintah membangun 128 PSN dengan nilai investasi sebesar Rp 716,4 triliun. Sedangkan, subsidi alokasi energi dalam APBN tahun ini nilainya mencapai Rp 502 triliun.

Baca jugaPresiden Jokowi Instruksikan Seluruh PSN Selesai Sebelum 2024

Erick Thohir berjanji menurunkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) Pertamina, dengan syarat jika minyak mentah dunia mengalami penurunan harga.

"Banyak yang bicara, nanti kalau harga minyak dunia turun seperti apa? Pasti kami turun," ujar Erick Thohir di Graha Pertamina, Jakarta, Rabu, 7 September 2022.

Erick mengatakan harga minyak mentah dunia sekarang senilai 95 dolar AS per barel, jika nanti turun ke angka 75 dolar AS per barel, maka pertamax akan menyesuaikan dengan harga pasar yang artinya harga pertamax bisa turun. Namun, tidak untuk solar dan pertalite, karena kedua BBM itu disubsidi.

Baca juga: Erick Thohir Janji Turunkan Harga BBM, Ini Syaratnya

"Tapi apakah solar dan pertalite itu nanti harga pasar? ya enggak bisa, (tetap) subsidi," kata Erick.

Berdasarkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022 yang telah disepakati oleh Badan Anggaran DPR bersama pemerintah pada 9 September 2021 lalu, nilai asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) tahun ini adalah sebesar 63 dolar AS per barel.

Harga ICP yang terus melambung akibat kondisi geopolitik global membuat beban APBN meningkat karena Indonesia masih mengimpor minyak sekitar 700 ribu barel minyak per hari untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya