News Rabu, 26 Februari 2025 | 20:02

Erick Thohir Tegaskan Tidak Ada Perebutan Kekuasaan dengan Rosan Roeslani di Danantara

Lihat Foto Erick Thohir Tegaskan Tidak Ada Perebutan Kekuasaan dengan Rosan Roeslani di Danantara Menteri BUMN, Erick Thohir. (Foto: Ist)

Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan bahwa tidak ada persaingan atau perebutan kekuasaan antara dirinya dan Kepala Badan Pelaksana Investasi Danantara, Rosan Roeslani.

Dalam acara CNBC Economic Outlook 2025 yang digelar di The Westin, Jakarta Selatan, Rabu, Februari 2025, Erick menjelaskan bahwa kehadiran Danantara justru dirancang untuk mempercepat proses bisnis, bukan menciptakan konflik internal.

Erick, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Danantara, menyatakan bahwa dengan adanya badan ini, proses bisnis menjadi lebih efisien.

Misalnya, kebijakan dividen yang sebelumnya harus melalui berbagai tahap persetujuan kini dapat diputuskan secara terpusat oleh Rosan Roeslani.

"Saya cuma bilang, `Oke, Pak Rosan`. Tinggal investasinya apa, visinya apa, gitu. Jangan sampai publik mengira ada perebutan kekuasaan. Kami ini orang market, sama-sama dari sektor privat, dan kami mengerti tugas masing-masing," ujar Erick.

Ia menambahkan bahwa pembagian tugas antara dirinya dan Rosan akan disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 tentang BUMN.

Erick juga menegaskan bahwa tidak semua keputusan Rosan harus melalui persetujuannya sebagai dewan pengawas.

"Kalau semuanya harus melalui dewan pengawas, bisa-bisa Danantara tidak bergerak," candanya.

Erick menekankan bahwa kehadiran Danantara adalah langkah positif untuk mempercepat proses investasi dan efisiensi di lingkungan BUMN.

"Ini hal yang positif. Selama ini kami di Kementerian BUMN tidak punya kemewahan seperti itu," ujarnya.

Ia juga meminta agar publik tidak menafsirkan situasi ini secara negatif.

"Jangan dikonotasikan negatif seakan-akan ini seperti perebutan kekuasaan. Justru ini konteksnya korporasi. Kami adalah kementerian yang sangat korporasi, bukan birokrasi," tegasnya.

Di sisi lain, Rosan Roeslani, CEO Danantara, juga memberikan klarifikasi terkait isu yang beredar di masyarakat mengenai sumber dana investasi Danantara.

Ia menegaskan bahwa dana yang digunakan untuk investasi berasal dari dividen perusahaan BUMN, bukan dari dana operasional atau dana masyarakat yang disimpan di bank-bank BUMN.

"Ini pengertian yang beredar, `oh, nanti duit dari Bank Mandiri, BNI, kita ambil buat investasi`. Itu adalah pengertian yang salah, salah total! Justru kita bisa berinvestasi dari dividen, dari keuntungan yang dibagikan, yang selama ini diberikan kepada menteri keuangan. Sekarang dapat kami kelola sendiri untuk investasi," jelas Rosan.

Ia menekankan bahwa Danantara tidak mengambil dana operasional dari BUMN mana pun.

"Bukan dana bank-bank (BUMN) diambil untuk investasi, dari dana-dana masyarakat. Aduh, itu benar-benar sangat-sangat menyesatkan!" tambahnya.

Rosan juga menyatakan bahwa dengan adanya Danantara, proses investasi menjadi lebih terfokus dan efisien.

"Kami bisa mengelola dana dividen ini untuk investasi yang lebih strategis, tanpa harus melalui birokrasi yang panjang," ujarnya.[] 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya