Medan - Gelar event pariwisata dan ekonomi kreatif terus tumbuh di Tanah Air, termasuk di Kawasan Danau Toba sebagai salah satu destinasi super prioritas.
Satu lagi ajang festival bakal digelar di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara. Persisnya di Kecamatan Muara.
Namanya adalah Festival Moeara. Digelar pada 12-14 Agustus 2022 di Muara.
Direktur Muara Inspirasi Ishak Aprianto Aritonang yang menjadi penyelenggara festival ini menyebut, event ini melibatkan anak-anak muda Sumatra Utara.
Terutama dari sisi kepanitiaan melibatkan seluruhnya anak muda dari Muara.
"Event kita nanti akan diadakan dengan tema warna-warni perbedaan," kata Ishak dihubungi Rabu, 22 Juni 2022.
Dia berharap dengan perbedaan yang ada, bisa saling melengkapi dan saling bersinergi.
Disebutnya, rencana dalam kegiatan akan melibatkan para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dengan menciptakan pasar kreatif.
Selain itu, dalam festival akan dilakukan pengenalan objek-objek pariwisata yang ada di Muara.
Mangga Muara, Tapanuli Utara. (Foto: nababan.wordpress.com)
"Maka untuk menampung banyak orang, kami membuat konsep camping ground. Sehingga bisa mengumpulkan banyak orang dengan dana yang terjangkau," katanya.
Sekaitan itu pula, pihaknya menggelar pra-event Moeara Festival yang digelar pada Rabu, 22 Juni 2022 malam, pukul pukul 19.00 WIB. Dilakukan lewat live streaming Facebook.
Pra-event ini hadir dengan konsep online performance. Ruang saling bergotong royong dalam mengekspresikan karya kreatif anak-anak muda di Muara.
Pre-event ini mengambil tajuk "Colourful Diversity". Sejumlah talent akan performance, seperti Siboru Toba, Anak Aritonang, Anak Simatupang, Ando Lumbanraja dll.
Muara adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara, yang terkenal dengan keindahan alamnya.
Berada di tepian Danau Toba, Muara juga dikenal dengan produk buah mangganya yang sangat manis.
Untuk bisa sampai ke sana, salah satunya bisa menumpang kapal dari pelabuhan Balige, Kabupaten Toba. Bisa ditempuh sekitar 1,5 jam.
Muara akan ramai pada setiap hari Kamis, karena memang merupakan hari pekan besar. Di sana warga tumpah, baik pedagang dan pembeli yang datang dari berbagai pelosok desa.[]