Jakarta - Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (DPP GAMKI) memberikan apresiasi tinggi atas tayangnya satu lagi film nasional yang mengangkat cerita dengan latar Danau Toba.
Pujian itu diungkapkan Ketua Umum DPP GAMKI Sahat MP Sinurat dalam diskusi membedah film ‘Harta, Tahta, Boru Ni Raja, Pariwisata Danau Toba di Dunia Perfilman Indonesia’, Sabtu, 6 Juli 2024.
"Film bisa menjadi media untuk memperkenalkan budaya dan wisata kita, termasuk keindahan alam, seni, dan budaya. Sama seperti Korea, yang banyak dikunjungi wisatawan karena kepopuleran `drakor-nya`, demikian pula lewat film, makin banyak orang berkunjung ke lokasi wisata Tanah Air, sehingga ekonomi masyarakat bisa dikembangkan. Misalnya di Labuan Bajo, Sulawesi, Maluku, Papua, dan lain-lain," kata Sahat yang mengawali paparannya dengan ucapan salam khas dari suku-suku di sekitar Danau Toba.
Sahat pun menyampaikan penghargaan dari DPP GAMKI untuk Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) Jimmy Bernando Panjaitan dan sutradara film `Harta, Tahta, Boru Ni Raja` Agustinus Sitorus.
"Melihat trailer-nya saja, saya sudah terpesona, apalagi filmnya yang akan diputar 11 Juli nanti. Kami terus berharap agar banyak orang terpanggil menyuarakan pesona kampung halamannya melalui berbagai bentuk media," ujarnya.
Sebelum film Harta, Tahta, Boru Ni Raja, tercatat beberapa film dibuat dengan mengambil latar Danau Toba, antara lain Toba Dreams (2015), Pariban: Idola dari Tanah Jawa (2019), Nariti: Romansa Danau Toba (2022), serta `Ngeri-Ngeri Sedap (2022).
Sahat pun mengungkapkan, dari pesatnya perkembangan dunia film nasional, GAMKI bisa berkolaborasi dengan para senior dunia sineas untuk menggelar festival film pendek mengangkat keindahan pariwisata Indonesia.
"Ada 270 cabang GAMKI siap bekerja sama mengembangkan potensi skill perfilman dan kekayaan pariwisata yang dimiliki setiap daerah," ucap Sahat.
Sementara itu, Dirut BPODT Jimmy Bernando Panjaitan menganggap Danau Toba adalah identitas diri yang akan selalu melekat di hidup setiap orang.
"Danau Toba ini tempat wisata luar biasa. Sangat unik. Tercipta sebagai danau kawah vulkanik hasil letusan maha dahsyat dari gunung purba terbesar sedunia, yakni Gunung Toba pada 74 ribu tahun lampau," tuturnya.
Ia menegaskan, penetapan Danau Toba jadi kawasan wisata super prioritas bukan karena politis, tapi karena keistimewaan destinasi wisata itu sendiri.
"Karena itu, kami perlu sampaikan bahwa Danau Toba ini milik seluruh orang Indonesia, bukan hanya milik orang Batak atau suku-suku di sekitar Toba saja. Di sinilah seharusnya semua pemangku kepentingan memiliki peran besar untuk mengembangkan pariwisata di Indonesia, termasuk Danau Toba," kata Jimmy.
Agustinus Sitorus, produser dan sutradara film bersama dengan perusahaannya, Pariban Indo Media (PIM) Picture, yang mencintai daerah asalnya, Toba, menjelaskan bahwa dirinya ingin turut mempromosikan keindahan alam kawasan Danau Toba bersama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) dengan membuat film di 8 kabupaten yang berada di kawasan Danau Toba.
"Setelah Harta Tahta Boru Ni Raja, akan ada film-film lain. Untuk Kabupaten Tapanuli Utara, ada film berjudul Bahasa Cinta Nommensen. Selanjutnya, ada pembuatan film di Kabupaten Samosir dengan judul Nasehat Warisan," ucap Agustinus.
Ia menjelaskan bahwa pembuatan film tersebut berisi humor, kesedihan, kebahagiaan, dan juga pesan moral. Pembuatan film tersebut akan tetap menggunakan latar Danau Toba dan menampilkan keindahan dan keunikan kawasan Danau Toba, termasuk kearifan lokal di setiap daerah yang ada di kawasan Danau Toba.
Ia menambahkan, dengan lokus film di destinasi wisata maka secara langsung akan menjadi promosi pariwisata itu sendiri.
"Keterlibatan masyarakat lokal dan artis dari luar akan menjadi pendukung agar film bisa diminati dan menjadi promosi destinasi wisata," kaya Agustinus.
Diskusi yang dimoderatori Sekretaris Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DPP GAMKI Evin Davinci Sagala ini juga menghadirkan narasumber lain yakni konsultan pariwisata Daniel Tua Ompusunggu dan sociopreneur serta pegiat pariwisata Danau Toba Trisnayanti Pardede.
"Diskusi ini acara digelar untuk secara khusus menyambut tayangnya sebuah film yang mengangkat unsur kebudayaan Batak dan destinasi wisata Danau Toba. Bidang pariwisata DPP GAMKI melihat bahwa momentum ini sebagai sebuah gerakan promosi destinasi wisata, khususnya terhadap pariwisata Danau Toba," ucap Davinci.[]