Pilihan Sabtu, 02 Juli 2022 | 08:07

Ganja Medis Bisa Jadi Alternatif Obat Tapi Bukan Pilihan Utama

Lihat Foto Ganja Medis Bisa Jadi Alternatif Obat Tapi Bukan Pilihan Utama Karyawan merawat tanaman ganja medis di Pharmocann, sebuah perusahaan ganja medis Israel di utara Israel, Rabu, 24 Juni 2020. foto: REUTERS/Amir Cohen/aww/cfo

Jakarta - Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) serta Pakar Farmakologi dan Farmasi Klinik UGM, Prof. Apt. Zullies Ikawati, Ph.D., berpendapat bahwa ganja medis bisa menjadi alternatif obat apabila pengobatan sebelumnya tidak memberikan respons baik, sehingga penggunaan ganja medis saat ini belum menjadi pilihan utama.

 "Urgensi ganja medis pada dunia medis sebenarnya tidak besar, lebih kepada memberikan alternatif obat, terutama jika obat-obat yang sudah ada tidak memberikan efek yang diinginkan," kata Zullies kepada wartawan, dikutip Sabtu, 2 Juli 2022.

Baca jugaSudah Dikaji, Kemenkes Akan Terbitkan Regulasi Riset Ganja Medis

"Tetapi, untuk menyatakan bahwa obat lain tidak efektif tentu saja ada prosedurnya, dengan melakukan pemeriksaan yang akurat dan penggunaan obat yang adekuat. Jika benar-benar tidak ada yang mempan, baru ganja medis bisa digunakan, itu pun dengan catatan harus berupa obat yang sudah teruji klinis, sehingga dosis dan cara penggunaannya jelas," lanjutnya.

Ia mengatakan, tentu saja masih ada obat lain yang dapat digunakan, tidak hanya ganja medis. Zullies menegaskan, posisi ganja medis ini sebenarnya justru merupakan alternatif dari obat-obat lain, jika memang tidak memberikan respons yang baik.

Baca jugaKaya Nutrisi, Minyak Biji Ganja Diklaim Tidak Meracuni dan Tak Memabukkan

"Yang perlu diluruskan tentang ganja medis ini juga adalah bukan keseluruhan tanaman ganjanya, tetapi komponen aktif tertentu saja yang memiliki aktivitas farmakologi/terapi," ujar Zullies.

Sebagai informasi, ganja mengandung senyawa cannabinoid yang di dalamnya terdiri dari berbagai senyawa lainnya. Utamanya adalah senyawa tetrahydrocannabinol (THC) yang bersifat psikoaktif.

Baca jugaMinyak Ganja Efektif Atasi Kejang-kejang dan Nyeri Kronis Akibat Kanker

Lebih lanjut, senyawa lainnya adalah cannabidiol (CBD) yang memiliki aktivitas farmakologi, tetapi tidak bersifat psikoaktif.

CBD memiliki efek salah satunya adalah anti kejang, yang merupakan salah satu efek dari pengobatan untuk cerebral palsy yang tengah ramai diperbincangkan belakangan ini. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya