Jakarta - Subvarian terbaru virus COVID-19 XBB.1.16 atau Arcturus dapat membuat beberapa orang mengalami mata merah. Gejala ini tidak pernah ditemukan pada jenis virus corona sebelumnya.
Profesor penyakit menular di Vanderbilt University di Tennessee William Schaffner kepada Everyday Health mengatakan XBB.1.16 memiliki satu mutasi tambahan pada protein spike dibandingkan dengan XBB.1.5.
Mutasi dilaporkan membuat varian baru jauh lebih menular daripada jenis lainnya. Varian ini juga memiliki manifestasi klinis baru berupa konjungtivitis.
"Ini lebih mungkin daripada varian Omicron lainnya untuk menghasilkan demam, dan menghasilkan konjungtivitis (mata merah), terutama pada anak-anak. Sejauh ini, mata merah tampak bertahan beberapa hari hingga seminggu," kata Schaffner seperti mengutip Medical Daily, Kamis, 20 April 2023.
Seperti yang disampaikan American Optometric Association, konjungtivitis adalah suatu kondisi yang ditandai dengan pembengkakan konjungtiva yakni lapisan tipis dan transparan dari jaringan yang menutupi bagian putih mata.
Ada tiga penyebab umum mata merah yaitu alergi, infeksi, dan bahan kimia. Kemerahan yang ringan sering disertai dengan rasa gatal dan adanya cairan bening.
Kendati demikian, Schaffner mengaku ragu bahwa mata merah bisa menjadi cara utama penyebaran Covid-19.
Tetapi, dia mengingatkan bahwa virus dapat sampai ke ujung jari dan menjadi lebih menular, maka hal ini dapat menyebabkan lebih banyak penularan, terutama pada anak-anak.
"Jika mata Anda merah, gatal, dan menurut Anda itu alergi atau hanya pilek, lakukan tes Covid-19 untuk memastikannya," ujar Komisaris Departemen Kesehatan Masyarakat Chicago Dr. Allison Arwady kepada NBC5.
Dia mengatakan, vaksin COVID-19 masih memberikan perlindungan untuk semua varian Omicron.[]