Daerah Kamis, 02 Februari 2023 | 13:02

Gelar Diskusi Publik, GAMKI Pertegas Siantar adalah Kota Toleransi

Lihat Foto Gelar Diskusi Publik, GAMKI Pertegas Siantar adalah Kota Toleransi Ketua DPC GAMKI Kota Pematang Siantar Hendra Simanjuntak saat memberikan sambutan diskusi publik, Rabu, 1 Februari 2023. (Foto: Ist)
Editor: Tigor Munte

Siantar - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Pematang Siantar gelar diskusi publik di 2` De Point Caferesto, Jalan Farel Pasaribu, Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara, Rabu, 1 Februari 2023. 

Diskusi bertajuk "Menatap Wajah Siantar Kota Toleran". Menghadirkan sejumlah pembicara dari pemuka agama Islam, Kristen, Budha, Hindu, akademisi, peneliti, dan pemerintah. 

Ketua DPC GAMKI Kota Pematang Siantar Hendra Simanjuntak menyebut, pemilihan tema dilakukan karena sebagai orang muda pihaknya harus optimis bahwa Kota Pematang Siantar sebenarnya sudah punya potensi menjadi kota toleran.

"Tinggal bagaimana kita bisa duduk bersama berdiskusi menjaga toleransi itu," ujar Hendra dalam keterangannya, Kamis, 2 Februari 2023.

Adapun pembicara, yakni Peneliti Setara Institute Ikhsan Yosarie; Ketua BKAG Pematang Siantar Pdt Rosininta Hutabarat; dan Pengurus MUI Pematang Siantar H Rasyid Nasution.

Pengurus Walubi Pematang Siantar Erbin Chandra; Pengurus PHDI Pematang Siantar Pandita Mithun Krisna; Rektor Universitas HKBP Pematang Siantar Prof Sanggam Siahaan; dan Asisten III Setdako Pematang Siantar Pardamean Silaen. 

Sanggam Siahaan yang menyebut dalam kultur Kota Pematang Siantar, tidak menghalangi kebebasan berekspresi. 

Dia memberi bukti terbiasa berteman dan membangun komunikasi dengan pemuda dari banyak latar belakang berbeda.

Rosyid Nasution menyambung bahwa toleransi akan terjadi dengan saling pengertian termasuk mengerti batas-batas ajaran agama lain. 

Baca juga: Sempat Dituding Intoleran, Wali Kota Siantar Susanti Dewayani Kunjungi Sejumlah Vihara

Rosininta Hutabarat menjelaskan, warga Kota Pematang Siantar sudah hidup rukun sejak dulu. 

Dia mengaku datang ke kota ini sejak 1984, tidak melihat ada hal yang signifikan merusak hubungan kehidupan antar umat beragama.

Hal sama diungkap Ketua PHDI Pematang Siantar Pandita Mithun Krisna. Menurutnya, Kota Pematang Siantar merupakan kota toleran dan itu adalah harga mutlak. 

"Saya harus sampaikan kami umat Hindu bisa eksis di Kota Siantar karena memang warganya terbuka menerima kehadiran kami," ujarnya.

Ini juga dipertegas Erbin Chandra dari Walubi. Menurut dia, Pemerintah Kota setempat sudah terbuka untuk memfasilitasi ruang kebebasan menjalankan ibadah di tempat publik. 

Baca juga: Pelantikan GAMKI Siantar, Piliaman Simarmata: Dukung Sekaligus Kritisi Pemerintah

"Kami merasa cukup diperhatikan dengan kemudahan memakai fasilitas umum untuk kegiatan keagamaan kami," katanya.

Soal Imlek Fair 2023 yang sempat menjadi polemik, menurut dia, itu bukan acara keagamaan, melainkan acara budaya etnis Tionghoa.

Dia menegaskan, pembatalan Imlek Fair 2023 tidak merupakan tindakan intoleransi bagi mereka. 

Ikhsan Yosarie dari Setara Institute menjelaskan, Kota Pematang Siantar memang pernah menjadi kota paling toleran nomor 1 di Indonesia. Kini terlempar dari 10 besar. 

Hal ini kata dia, disebabkan nilai Indeks Kota Toleran (IKT) cenderung stuck atau jalan di tempat. 

Namun melihat DPC GAMKI Pematang Siantar mengundangnya sebagai pembicara, dia melihat para pihak yang duduk sebagai pembicara berasal dari berbagai agama bisa menjadi sinyalemen menambah nilai IKT Kota Pematang Siantar.

Disebutnya, ada tiga variabel penting menentukan nilai IKT, yakni regulasi yang menjamin kebebasan beragama, visi-misi kepala daerah yang mendukung kebebasan beragama, dan aksi nyata masyarakat sipil bersama aparatur negara menjaga toleransi. 

Pardamean Silaen mewakili wali kota, mengaku sangat gembira menghadiri diskusi publik tersebut. 

Dia berharap kehadiran tokoh-tokoh agama bisa menjadi energi baru untuk memperkuat solidaritas antar umat beragama. 

"Pemerintah kota akan terus memperkuat komunikasi kepada berbagai elemen tokoh agama, anak muda seperti GAMKI, ormas dan OKP agar kita makin sering duduk bersama membahas kerja sama yang perlu untuk menegaskan eksistensi Siantar Kota Toleran," ujarnya. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya