News Senin, 04 September 2023 | 16:09

Gibran dan PSI Bagai Sahabat Tak Terpisahkan

Lihat Foto Gibran dan PSI Bagai Sahabat Tak Terpisahkan Gibran saat di acara Kopdarnas PSI 2023. (Foto: Ist)
Editor: Tigor Munte

Jakarta - Gibran Rakabuming Raka, mengingatkan kita pada para pejuang-pejuang yang bergerak untuk Indonesia Merdeka dalam usia muda.

Bung Karno,Hatta,Tan Malaka, Syahrir, M Natsir, Muhammad Yamin, Adinegoro dan sejumlah pejuang pergerakan kemerdekaan, rata-rata memulai pergerakan di usia belasan.

Gibran bukan anak ingusan. Wali Kota Surakarta ini adalah cermin intelektual muda yang totalitas mewakafkan dirinya bagi pembangunan negeri untuk membawa rakyatnya ke alam damai sentosa. 

Wajah kota yang ia pimpin berubah menjadi wajah yang terbangun di ruang ekonomi, sosial dan budaya.

Gibran anak muda cerdas dan santun. Tutur bahasanya, jauh dari segala duri-duri yang menikam. Tuturnya menyejukkan. Bila ia bicara, damai dan teduh menjadi nuansa yang menentramkan hati.

Ia anak Presiden memang. Namun, tak mentang-mentang. Tipikalnya, sopan dan rendah hati. Nilai-nilai kesantunan Gibran menjadi cermin adab budaya nusantara. Bila dihina, ia membalasnya dengan senyum.

Bila diserang, ia tak meradang. Semuda Gibran, kesabarannya patut dipujikan. Semulia Gibran, ia adalah kemuliaan sikap yang bijak dalam pikiran cerdas kearifan.

Pada Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang berlangsung di Tenis Indoor Senayan, 22 Agustus, Gibran menghadiri undangan PSI sebagai salah satu narasumber di acara talkshow yang menjadi rangkai Kopdarnas.

Begitu Gibran hadir, ribuan kader PSI yang memenuhi ruangan itu, menyambut Gibran dengan gemuruh. 

“Gibran...Gibran....Gibran....!” namanya menggema sekuat akar PSI menancap bumi, dilansir dari Koran Solidaritas, Senin, 4 September 2023.

Selain Gibran, ada tokoh-tokoh nasional lain yang diundang. Antara lain, putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid, hingga Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko—sebelum dipecat PDIP— menghadiri Kopdarnas itu.

Suasana benar-benar “pecah”. Benar-benar membahana. Spirit solidaritas menggebu-gebu di dada. Aura kemenangan PSI, makin kental terasa. Topik pembicaran di acara talkshow seputar kepemimpinan, pemuda, dan politik.

BACA JUGA: Berharap Ada Koalisi Baru, Pernusa: Pasangan Gibran dan AHY Jadi Daya Tarik Pilpres 2024

Kita tak perlu heran, bagi PSI itu sudah biasa. Sudah biasa dicari celah- celah “salah”. Lalu digoreng hingga kemana-mana. Ini biasa, makin tinggi pohon, makin kencang angin ribut menghoyaknya.

Makin kencang “angin ribut-ribut” itu makin kuat PSI tertancap di dada Masyarakat Indonesia. Adalah manusiawi. Kebahagian yang meletup-letup itu terkadang bisa berlebihan yang pada akhirnya dapat saja menggerus alur. 

Di acara itu tak ada alurnya pemasangan jaket PSI kepada Gibran. Kebahagiaan yang berlebihan itu membuat salah seorang oknum “menerobos” panggung dan berupaya seperti hendak memberikan jaket PSI ke Gibran. 

Sigap, Ketua Umum PSI mencegahnya. Kemudian, gorengan massa menjadi masak di panggung politik kita. Mungkin saja, ceritanya hendak mencari celah kesalahan PSI.

Namun tetap saja, ruang itu menjadi ruang penuh persaudaraan antar anak bangsa.

Apa kata Gibran ? Gibran menyebutkan bahwa saat bertandang ke PSI, seperti main di rumah teman. “Ya mampir di rumah teman” kata Gibran disambut gemuruh kader PSI. 

Gibran pun menegaskan bahwa rasanya seperti mampir di rumah teman yang rasanya sama-sama nyaman.

“Main, main,” kata Gibran di acara yang dipandu oleh politikus PSI, Helmy Yahya.

Selanjutnya Gibran berkata: “Kita enggak pengen anak muda apatis, kita enggak ingin anak-anak muda anti politik, biar bagaimanapun masa depan bangsa ini ditentukan oleh anak-anak muda!”.

Ya, begitulah, Gibran yang santun ketika “main di rumah teman”. Dan, bersama kader PSI, kehangatan dan keramahan Gibran bagai sepasang sahabat tak terpisahkan. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya