Jakarta - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menganalisis peristiwa teror pelemparan tiga kepala anjing ke Pondok Pesantren Tajul Alawiyyin milik Habib Bahar bin Smith (BBS).
Tiga kepala anjing dalam sebuah kardus itu dikirim oleh orang tidak dikenal ke pesantren milik Habib Bahar di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat dini hari, 31 Desember 2021. Reza menilai teror berupa kepala binatang itu bukan modus baru.
Namun, dia juga tidak yakin bakal ada aksi susulan yang konkret terhadap Habib Bahar setelah teror kepala anjing itu.
"Konkret, dalam pengertian tindak kekerasan dan sejenisnya," kata Reza kepada wartawan JPNN , dikutip Opsi, Senin, 3 Januari 2022.
Dia menilai siapa pun pengirim kepala anjing itu, kurang paham tentang sosok Habib Bahar.
"Bahwa Habib BBS bukan orang yang bisa diintimidasi dengan cara seperti itu," ujarnya.
Terlebih, anjing sendiri disikapi oleh umat muslim sebagai sesuatu yang kotor, najis, sehingga pengirimnya dipandang pantas diperlakukan secara negatif pula.
"Tampaknya demikian. Kepala anjing yang sudah mati. Seolah pesannya adalah si penerima bisa mengalami kehinaan setara," ujar Reza Indragiri Amriel.
Reza Indragiri juga berpendapat ihwal tindakan-tindakan ekstrayudisial, apa pun bentuknya, tidak perlu dilakukan karena proses hukum atas Habib Bahar sudah berlangsung.
"Percayakan saja pada polisi," ujar dia. []