News Sabtu, 05 Maret 2022 | 17:03

Hacker: Rusia Bakal Dapat Serangan Siber yang Belum Pernah Terjadi di Dunia

Lihat Foto Hacker: Rusia Bakal Dapat Serangan Siber yang Belum Pernah Terjadi di Dunia Ilustrasi Hacker (Foto: Pixabay)

Jakarta - Sekelompok hacker anonymous disebut-sebut berhasil meretas situs penting Rusia, yakni database Kementerian Pertahanan Rusia dan juga stasiun TV pemerintah untuk menyampaikan konten pro-Ukraina.

Ancaman ini dilancarkan karena Rusia belum juga mengakhiri serangan ke Ukraina yang telah berlangsung sejak Kamis, 24 Februari 2022 lalu.

Dengan terang-terangan, hacker anonymous juga menyatakan perang terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Mengutip catatan CNNIndonesia, Sabtu, 5 Maret 2022, usai pernyataan itu dibuat media pro pemerintah, Russia Today sempat sulit diakses akibat serangan Distributed Denial of Service (DDoS).

Tak sampai disitu, serangan siber juga berlanjut ke situs resmi Kremlin dan Kementerian Pertahanan yang tidak dapat diakses beberapa waktu lalu.

Kemudian pada Senin, 28 Februari 2022 kemarin, anonymous juga mengklaim telah membajak sistem komputasi kapal pesiar milik Putin.

Selanjutnya, anonymous juga mengirimkan pesan video panjang pada Putin, yang isinya mengingatkan warga Rusia menentang perang, dan sanksi bakal diberikan negara-negara barat akan melukai warga Rusia sendiri.

"Jika Anda terus mengambil jalan ini, Anda akan kehilangan dukungan dari rakyat Rusia, negara lain di seluruh dunia juga akan menolak bekerja saja dengan Anda, dan Anda akan menghadapi serangan siber yang belum pernah terjadi sebelumnya dari seluruh dunia," kata sosok bertopeng di dalam video itu.

"Anggota anonymous telah mendeklarasikan perang siber melawan rezim Anda yang agresif, dengan situs-situs pemerintah dijatuhkan dalam beberapa hari terakhir," sambungnya.

Meski demikian, kelompok peretas mengaku tindakan ini sebagai permulaan. Rusia disebut bakal merasakan kemarahan para hacker dunia, yang banyak di antaranya merupakan warga Rusia sendiri.

Terpisah, Russia Today secara terbuka menyebut masalah situsnya adalah perbuatan anonymous, dan mengklaim serangan itu berasal dari Amerika Serikat.

"Setelah pernyataan oleh anonymous, situs web Russia Today menjadi subjek serangan DDoS besar-besaran dari sekitar 100 juta perangkat, sebagian besar berbasis di AS," bunyi pernyataan Russia Today.

Namun, menurut konsultan di perusahaan keamanan siber AS Mandiant, Jamie Collier sulit memastikan apakah serangan ini benar-benar dilakukan oleh anonymous atau dari pihak lain.

"Sulit untuk secara langsung mengaitkan aktivitas ini dengan anonymous, karena entitas yang ditargetkan kemungkinan akan enggan untuk mempublikasikan data teknis terkait," kata dia dikutip The Guardian.

Tetapi Jamie tak menampik jika kelompok anonymous punya rekam jejak dalam melakukan kegiatan semacam ini dan itu sangat sesuai dengan kemampuan mereka.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya