Mamuju - Mamuju mengalami inflasi sebesar 0.68 persen pada Maret 2022 kemarin, disebabkan kenaikan harga sejumlah kelompok pengeluaran.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Agus Gede Hendrayana, saat dikonfirmasi, Jumat, 1 April 2022.
Agus Gede mengungkapkan, inflasi di Mamuju terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan sejumlah indeks kelompok pengeluaran.
"Ada sebanyak delapan kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan harga," kata Agus Gede.
Kelompok pengeluaran tersebut, kata Agus, yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau 0.37 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 0.57 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga 0.23 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 2.71 persen.
"Selain itu, kelompok kesehatan 0.04 persen, kelompok transportasi 2.54 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman di restoran 0.79 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0.54 persen," katanya.
Sedangkan, kata Dia, kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yakni kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0.11 persen. Ada juga kelompok rekreasi, olahraga dan budaya 0.09 persen.
Agus menambahkan, tingkat perubahan indeks tahun kalender Maret 2022 di Mamuju mencatat terjadinya inflasi 1.78 persen.
"Tingkat perubahan indeks tahun ke tahun (Maret 2022 terhadap Maret 2021) menunjukkan adanya inflasi 3.22 persen," katanya.
Berdasarkan hasil survei harga konsumen 90 kota di Indonesia Maret 2022, kata Dia, 88 kota mengalami inflasi dan dua kota mengalami deflasi.
"Inflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 1.86 persen dan terendah di Kupang sebesar 0.09 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 0.27 persen dan terendah di Kendari sebesar 0.07 persen," kata Agus Gede. []