Hiburan Selasa, 28 Oktober 2025 | 00:10

Hari Kedua Jakarta Film Week 2025: Menyusuri Jejak Kreatif Sinema Indonesia

Lihat Foto Hari Kedua Jakarta Film Week 2025: Menyusuri Jejak Kreatif Sinema Indonesia Dokumentasi hari kedua Jakarta Film Week. (Foto: Istimewa)
Editor: Eno Dimedjo

Jakarta - Film Week">Jakarta Film Week 2025 memasuki hari kedua dengan rangkaian program yang menggambarkan perjalanan utuh sebuah film, dari ide yang lahir di ruang kecil hingga karya yang menemukan jalannya ke layar dan penonton.

Festival ini menyoroti bagaimana sinema Indonesia tumbuh melalui kerja kolektif, kolaborasi lintas disiplin, dan keberanian bereksperimen.

Di FFTV IKJ, Masterclass bertajuk Film Scoring & Original Song – Creating Music, Amplifying Feelings menghadirkan komposer asal Hong Kong, Day Tai, yang mengajak peserta memahami musik sebagai kekuatan naratif dalam film.

"Musik bukan sekadar latar, tapi kekuatan cerita yang memperkuat psikologi karakter," ujar Day Tai, dikutip Opsi pada Selasa, 28 Oktober 2025.

Sesi dilanjutkan oleh Melly Goeslaw, Anto Hoed, dan Belanegara Abe yang membedah peran scoring dan lagu orisinal dalam membangun dunia emosional film.

Isu kebijakan juga mendapat sorotan melalui Program Talks: 101 Indonesian Film Censorship di Harris FX Sudirman. Diskusi bersama Dr. Evan Ismail, Tri Widyastuti Setyaningsih, Ginanti Rona, dan Linda Gozali menekankan pentingnya literasi kebijakan dan tanggung jawab kolektif agar ruang sinema tetap sehat dan terbuka bagi ekspresi kreatif.

Di Hotel Mercure Cikini, sesi Industry Talks: The Co in the International Co-Production membuka wawasan tentang pentingnya membangun jejaring lintas negara.

Lorna Tee, Daniel Mattes, dan Ellen Y.D. Kim berbagi pengalaman tentang bagaimana kolaborasi internasional bukan hanya soal pendanaan, tetapi juga tentang membangun kepercayaan dan kesetaraan visi.

Sesi ini menjadi bagian dari JFWNET – Industry Program yang mendorong kapasitas profesional pelaku film Indonesia.

Penutup hari kedua berlangsung di CGV Grand Indonesia dengan pemutaran dua film panjang nominasi Direction Award, Planet of Love karya Ika Wulandari dan Crocodile Tears karya Tumpal Tampubolon.

Diskusi bersama para pembuat film menyoroti keberanian dalam menyampaikan cerita tentang relasi dan realitas sosial. Tiga film pendek dari Jakarta Film Fund— Amelia, Amelia, Cream Bath Aftermath, dan Farewell —menunjukkan semangat generasi muda dalam menafsir ulang cara bercerita.

Jakarta Film Week 2025 berlangsung pada 22–26 Oktober di berbagai titik di Jakarta, menghadirkan denyut lengkap ekosistem film Indonesia, yakni dari ruang belajar ke layar, dari pengembangan ide hingga distribusi internasional.

Baca juga: Film Budi Pekerti Jadi Karya Pembuka di Jakarta Film Week 2023

Baca juga: Jakarta Film Week 2025 Resmi Dibuka, Rayakan Lima Tahun Sinema dan Talenta Muda

Sebuah perayaan sinema yang menyatukan banyak suara dan memperkaya bahasa visual Indonesia. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya