Jakarta - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengimbau tenaga kesehatan dan orang tua agar mewaspadai hepatitis akut yang penyebabnya masih misterius.
Dalam siaran pers yang diterima opsi.id, Selasa, 3 Mei 2022, IDI dan IDAI mengimbau seluruh tenaga Kesehatan terkait dan lapisan masyarakat terutama para orang tua dan anak agar tetap ketat melakukan protokol Kesehatan apalagi di masa mudik lebaran ini.
"Saat ini, hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya ini telah secara resmi dipublikasikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Badan Kesehatan Dunia WHO," tulis pernyataan bersama IDI dan IDAI.
Sejak secara resmi dipublikasikan sebagai KLB oleh WHO, jumlah laporan kasus ini terus bertambah, di mana tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara.
Ketua Umum PB IDI, dr Moh. Adib Khumaidi, SpOT meminta agar seluruh Organisasi Profesi Medis di bawah IDI, seluruh dokter dan tenaga kesehatan yang bertugas di berbagai jenis fasilitas Kesehatan tingkat pertama yakni Puskesmas, Posyandu, Klinik praktek mandiri, serta dokter praktek perorangan juga mewaspadai setiap gejala Hepatitis pada anak dan dewasa.
Hepatitis Akut yang masih belum diketahui penyebabnya ini memiliki gejala antara lain:
- Perubahan warna urin (gelap) dan/atau feses (pucat)
- Kuning
- Gatal
- Nyeri sendi atau pegal-pegal
- Demam tinggi
- Mual, muntah, atau nyeri perut
- Lesu, dan atau hilang nafsu makan
- Diare, serta kejang, dan ditandai dengan Serum Aspartate transaminase (AST) / SGOT atau Alanine transaminase (ALT) / SGPT lebih dari 500 U/L.
Sementara dari pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan virus Hepatitis A, B, C, D, dan E. Namun pada beberapa kasus ditemukan SARS-Cov-2 dan/atau Adenovirus. Oleh karena itu, pemeriksaan pathogen (biologis maupun kimiawi) perlu dilakukan lebih lanjut.
Sementara itu, Ketua Umum PP IDAI, dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) juga meminta agar seluruh dokter anak dan residen dokter anak turut mengawasi apabila gejala di atas muncul pada pasiennya.
IDAI juga menghimbau:
Agar masyarakat tetap tenang dan berhati-hati dan mencegah infeksi dengan:
- Mencuci tangan
- Meminum air bersih yang matang
- Makan makanan yang bersih dan matang penuh
- Membuang tinja dan atau popok sekali pakai pada tempatnya
- Menggunakan alat makan sendiri-sendiri
- Memakai masker dan menjaga jarak
- Agar mendeteksi secara dini jika menemukan anak-anak dengan gejala-gejala seperti kuning, mual/muntah, diare, nyeri perut, penurunan kesadaran/kejang, lesu, demam tinggi
- Memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat
IDI dan IDAI mendukung penuh upaya pemerintah dan akan segera berkoordinasi dengan para ahli kedokteran terkait untuk penyelidikan menyeluruh atas kasus-kasus yang dicurigai sebagai hepatitis akut yang belum diketahui etiologinya ini.
IDI dan IDAI juga meminta bantuan dan dukungan dari setiap tenaga medis dan tenaga Kesehatan untuk aktif mengedukasi masyarakat setempat untuk segera mengunjungi Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) terdekat apabila ada anak atau anggota keluarga yang mengalami gejala di atas serta berkoordinasi dengan dokter spesialis anak.
Kronologis Temuan Kasus Berdasarkan WHO dan Kemenkes 5 April 2022
Inggris Raya: 10 kasus Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya pada anak-anak. Seluruh kasus dirawat RS. Tidak ditemukan virus Hepatitis A-E dalam pemeriksaan laboratorium 8 April 2022 Penyelidikan dilakukan lebih lanjut, hasil ditemukan 74 kasus di Inggris Raya. 6 anak telah menjalani transplantasi hati 11 April 2022 Hingga 11 April 2022, tidak ada laporan kematian 21 April 2022
Kasus terbaru per WHO 21 April 2022:
Inggris (114)
Spanyol (13)
Israel (12)
Amerika Serikat (9)
Denmark (6)
Irlandia (<5)
Belanda (4)
Italia (4)
Norwegia (2)
Prancis (2)
Rumania (1)
Belgia(1).
April 2022 Kasus yang sama juga muncul di Jepang dan Kanada Mei 2022 Singapura (2), Indonesia (3) []