Daerah Sabtu, 30 Juli 2022 | 11:07

Ihan Batak Terancam Punah di Danau Toba, Pemkab Dairi Lakukan Konservasi

Lihat Foto Ihan Batak Terancam Punah di Danau Toba, Pemkab Dairi Lakukan Konservasi Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu di Desa Paropo, Kecamatan Silahisabungan, Kamis, 28 Juli 2022. (Foto: Pemkab Dairi)
Editor: Tigor Munte

Dairi - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi bermaksud membudidayakan Ihan Batak. Salah satu upaya dilakukan dengan melakukan pembangunan kolam konservasi ikan yang mulai langka tersebut di Desa Paropo, Kecamatan Silahisabungan, Kamis, 28 Juli 2022.

Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu hadir dalam kegiatan tersebut. Ini merupakan inisiasi dari Yayasan Aur Dairi Menenggoi. 

Yayasan ini merasa prihatin atas keberadaan populasi Ihan Batak, sebagai ihan purba endemik Danau Toba. 

Dalam kesempatan itu hadir juga sejumlah kepala OPD, Ketua TP PKK Ny. Romy Mariani Eddy Berutu, Camat Silahisabungan, para kepala desa se-Kecamatan Silahisabungan, Ketua Yayasan Dairi Menenggoi, Dimitry Berutu, salah seorang relawan, Arane Le Anne, PPL, serta warga Silahisabungan

Bupati Eddy menjelaskan, Ihan Batak merupakan ikan air tawar yang punya nilai budaya dan ekonomi yang tinggi. 

Dari zaman dahulu yang biasa dimanfaatkan orang Batak dalam kegiatan budayanya, kini populasinya sudah semakin sedikit.

“Ada dua bagian lagi yang membuat program ini sukses. Pertama Yayasan Aur Dairi Menenggoi yang menggagas dan menggulirkannya hingga hari ini dan masyarakat komunitas internasional yang peduli akan konservasi ini. Pemerintah concern, bersama mitra dan sepakat melestarikan dan mengembalikan populasi ikan ini. Ini akan lebih sukses karena masyarakat pun ingin terlibat, kami ada di sini menandai awal dari upaya konservasi pelestarian ikan ini,” kata Bupati Eddy.

Adapun jumlah awal dalam melestarikan Ihan Batak tersebut, Bupati Eddy menyebutkan, pihaknya masih meletakkan ikan itu dalam bentuk embrio untuk ditempatkan di sebuah kolam.

Baca juga:

Kolaborasi Koperasi Dengan Perbankan Sangat Diperlukan

“Masih dalam tahap awal embrio, jumlahnya puluhan dan nanti kemudian akan menjadi ratusan. Nanti, kita akan kembangkan ihan-ihan ini dalam tiga kolam yang pembangunannya kita awali hari ini sebagai kolam budidayanya,” ujarnya.

Bupati Eddy mengungkapkan, dengan populasinya yang sudah sedikit, tidak salah jika harga ikan ini dipasaran sangatlah tinggi, sehingga Ihan Batak bisa dijadikan sebagai ladang bisnis baru bagi masyarakat.

“Harga ini jauh di atas harga-harga ikan budidaya di Danau Toba. Rata-rata sekarang harganya Rp 150 ribu per ekor. Jadi selain mengkonservasi Ihan Batak, juga akan menunjang perekonomian masyarakat, sebagai bisnis baru nantinya,” katanya.

Ketua Yayasan Dairi Menenggoi, Dimitria menyampaikan bahwa, yayasan yang dipimpinnya ingin lebih memperkenalkan Dairi, sekaligus mengangkat ekonomi masyarakat Dairi.

“Ada dua hal yang menjadi concern kami bersama, yakni kehidupan masyarakat Dairi, dimana kami ingin mengembangkan ekonominya dengan mengajak turis datang ke sini, namun kami melihat adanya keterancaman ekosistem ihan ini. Menurut kami ini adalah kesempatan besar untuk menggabungkan agrowisata dan wisata alam,” ujarnya.

Dimitria menjelaskan, dia dan yayasan akan mengajak relawan dari negara lain untuk berbagi kemampuan kepada masyarakat di sekitar Danau Toba secara khusus Silahisabungan.

“Kita akan ajak relawan luar untuk datang dan tinggal di sini, merasakan sedikit banyak kehidupan masyarakat, serta berbagi ilmu dan skill pada masyarakat. Kita akan belajar dari mereka, begitu juga mereka akan belajar dari kita. Kami berharap konservasi ini bisa adopsi masyarakat daerah lain,” katanya.

Senada dengan Dimitria, relawan yang ikut serta dalam kegiatan ini, Arane Le Anne mengatakan ia dan relawan lainnya sudah melakukan kegiatan serupa di berbagai tempat dan berjalan sukses. Kali ini Le Anne tertarik untuk melakukan hal serupa di Kabupaten Dairi.

“Kami juga ingin melakukan hal serupa di sini. Kami relawan yakin, apa yang kami lakukan, pengembangan masyarakat, pengembangan bahasa, tanpa menghilangkan integritas budaya dan adat istiadat yang ada yang sudah sangat indah. Saya kira ini juga akan bermanfaat bagi kami, dan relawan-relawan lain nanti yang akan datang ke sini. Ini akan membantu satu sama lain,” katanya. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya