News Selasa, 17 Mei 2022 | 20:05

Ilmuwan China Kembangkan Vaksin Mosaik Tangkal Berbagai Varian Covid-19

Lihat Foto Ilmuwan China Kembangkan Vaksin Mosaik Tangkal Berbagai Varian Covid-19 Ilustrasi korban terpapar Covid-19. (Foto: Ist)

Jakarta - Sejumlah ilmuwan China berhasil mengembangkan kandidat vaksin Covid-19 nanopartikel mosaik yang diyakini dapat menangkal infeksi berbagai varian Covid-19.

Sejumlah ilmuwan dari Universitas Sun Yat-sen, Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Kedokteran Guangzhou, dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi Guangdong merancang vaksin nanopartikel mosaik quadrivalent yang menggabungkan protein-protein lonjakan (spike protein) dari prototipe SARS-CoV-2 dan tiga varian utama, yakni Alpha, Beta, dan Gamma.

Mengutip catatan ANTARA, Selasa, 17 Mei 2022, Protein lonjakan virus diketahui memainkan peran penting dalam pelekatan dan fusi virus dengan sel inang. Oleh karena itu, sebagian besar antibodi yang menetralisir infeksi virus bekerja dengan menargetkan protein lonjakan.

Meski demikian, mutasi dari berbagai varian virus yang terjadi pada protein lonjakan secara ekstensif dapat memicu resistensi antibodi yang luas dan pelepasan kekebalan dari serum yang dihasilkan oleh vaksin sehingga menimbulkan ketidakpastian tambahan seputar efikasi dari vaksin-vaksin yang sudah ada.

Nanopartikel terbukti dapat memicu antibodi penetral yang setara atau superior terhadap berbagai galur (strain) varian pada tikus dan primata non-manusia, dengan hanya sedikit pengurangan titer netralisasi terhadap strain leluhur, menurut penelitian yang diterbitkan baru-baru ini di jurnal Nature Communications.

Mereka juga menguji vaksin terhadap varian virus corona Omicron dan Lambda.

Kedua varian ini hanya sedikit mengurangi potensi netralisasi serum yang diinduksi oleh vaksin, menunjukkan bahwa serum yang diinduksi itu dapat memperoleh respons antibodi pelindung yang luas terhadap varian yang beredar, menurut penelitian tersebut.

Hasil ini memberikan bukti prinsip untuk pengembangan vaksin multivalen terhadap pandemi dan varian-varian SARS-CoV-2 yang berpotensi muncul sebelumnya, kata para peneliti.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya