News Rabu, 03 Agustus 2022 | 17:08

Indonesia Tak Boleh Hanya Jadi Pasar di Tengah Perkembangan Perdagangan Digital

Lihat Foto Indonesia Tak Boleh Hanya Jadi Pasar di Tengah Perkembangan Perdagangan Digital Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. (Foto: Istimewa)

Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan Indonesia tidak boleh hanya menjadi pasar atau konsumen di tengah perkembangan perdagangan secara digital.

"Ketika kita hanya menjadi market atau pasar, tidak ada investasi yang masuk ke kita untuk pembuatan lapangan pekerjaan yang membuat pertumbuhan ekonomi kita lebih besar dari negara lain," kata Erick Thohir pada webinar "Menuju Masyarakat Cashless" yang dipantau di Jakarta, Rabu, 3 Agustus 2022.

Adaptasi diperlukan untuk merealisasi potensi ekonomi digital di Indonesia yang mencapai 328 miliar dolar AS pada 2030 atau mencapai 40 persen dari total potensi ekonomi digital di Asia Tenggara.

Karena itu, lanjutnya, pemerintah membuat kebijakan agar Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia dapat diproses di dalam negeri guna membuka lebih banyak tenaga kerja, termasuk SDA yang dibutuhkan dalam perkembangan digitalisasi.

Dia mengatakan, BUMN juga didorong untuk melakukan transformasi digital dengan berinovasi dan mendorong pembangunan ekosistem yang dapat membuat bisnis mereka lebih efisien dan memberikan keuntungan.

"Contoh pembuatan platform Ferizy oleh PT ASDP Indonesia Ferry (ASDP) yang membuat penyeberangan truk tidak lagi perlu berjam-jam melalui e-ticketing," ujarnya.

Pembuatan aplikasi tersebut dapat membantu menurunkan biaya logistik Indonesia yang saat ini masih mencapai 23 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan meningkatkan trafik pengiriman barang antar daerah.

"Digitalisasi di sektor ekonomi kita juga harus mampu menarik investasi, sehingga kita memerlukan kebijakan lebih dari pemerintah yang mudah-mudahan bisa memastikan bangsa kita tidak hanya menjadi pasar," ucap Erick Thohir.[] (ANTARA)

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya