Daerah Minggu, 03 Juli 2022 | 08:07

Ini Penyebab Mayat yang Ditemukan di Pinggir Jalan Makassar Tidak Mengeluarkan Bau Busuk

Lihat Foto Ini Penyebab Mayat yang Ditemukan di Pinggir Jalan Makassar Tidak Mengeluarkan Bau Busuk Polisi saat mendatangi TKP penemuan mayat dalam karung di Makassar. (Foto: Dok. Polisi)
Editor: Rio Anthony

Makassar - Mayat Daeng Nillang (65) tahun, yang dibunuh pasangan suami istri (Pasutri) di Kota Makassar, ternyata sudah sebulan dibuang di pinggir jalan, namun tidak mengeluarkan bau busuk.

Penyebabnya karena mayat dibungkus menggunakan mukena dan karung sebanyak tiga lapis.

"Dibungkus pakai tiga lapis mukena, dan karung jadi tidak bau,"ujar Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Reonald Truly Sohomuntal Simanjuntak, Sabtu 2 Juli 2022.

Kata dia, tiga lapis mukena diikat begitu kuat dan rapat. Itulah mengapa orang sekitar tidak mencium bau apa-apa.

"Karena kami temukan karung itu tidak ada bau, jadi begitu kita buka sedikit karung itu baru keluar bau mayat, betul-betul rapat dibungkus sama tersangka," ujar Rheonald.

Saat dibuka, pihak kepolisian sempat meragukan isi karung tersebut mayat, karena tidak mengeluarkan bau

Tetapi untuk meyakinkan diri, polisi membuat lubang kecil pada karung, dari situlah bau mayat mulai menyeruak dari karung.

"Awalnya kita ragu betul atau tidak, akhirnya kita bolong sedikit, baru aromanya keluar," tuturnya.

Menurut Rheonald, tiga lapis mukena dan karung yang membungkus mayat Daeng Nillang benar-benar diikat sangat rapat menggunakan tali.

"Tali, pokoknya terikat rapat, terbungkus rapat lah," terangnya.

Diberitakan sebelumnya, Daeng Nillang yang sebelumnya hilang sebulan sejak 30 Mei 2022 terungkap dibunuh pasutri inisial DT dan DN. Pembunuhan sadis tersebut dipicu masalah utang piutang.

Kasus bermula saat korban memberikan pinjaman Rp 500 ribu kepada pelaku DN. Korban kemudian meminta pelaku DN untuk melunasi Rp 100 ribu atau Rp 200 ribu saja per harinya.

"Pelaku DN itu harus membayar setiap hari Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu utangnya itu, tapi tidak mampu," ungkap Reonald.

Rheonald mengatakan korban Daeng Nillang memang tidak mewajibkan pelaku DN untuk melunasi sekaligus pinjaman Rp 500 ribu tersebut.

Namun pelaku DN tetap saja tidak mampu membayar, bahkan ketika hanya dimintai Rp 100 ribu, pelaku juga tidak mampu.

"Ditagih terus, ditagih terus, akhirnya pada 29 Mei itu sempat berdebat keras dari mulut yang lumayan," kata Rhoenald.

Cekcok korban dan pelaku DN juga berlanjut pada keesokan harinya, Senin 30 Mei 2022. Pasalnya korban kembali datang menagih uangnya dan keduanya kembali cekcok karena DN belum bisa membayar tagihan Rp 100 ribu tersebut.

"Mungkin di situ pemicunya sehingga pelaku sakit hati, dan terjadilah penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal," ungkap Rhoenald. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya