News Senin, 20 Juni 2022 | 13:06

Irjen Dedi Sebut Polri Masih Menggodok Kebutuhan Pengamanan Pelaksanaan Pemilu 2024

Lihat Foto Irjen Dedi Sebut Polri Masih Menggodok Kebutuhan Pengamanan Pelaksanaan Pemilu 2024 Kepala Divisi Humas Polri Irjen Polisi Dedi Prasetyo. (Foto: Humas Mabes Polri)

Jakarta - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo menyebut, hingga saat ini Polri masih menggodok kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk mempersiapkan pengamanan serta kelancaran pelaksanaan Pemilu 2024.

Irjen Dedi mengungkapkan, salah satu upaya yang dilakukan dengan membentuk Satgas Nusantara dan Operasi Mantap Brata.

"Ini masih kami godok terus, berapa kekuatan, kemudian ancaman apa saja yang dimungkinkan akan terjadi, berapa sarana prasaran yang digunakan. Ini semua masih digodok," kata Dedi di Jakarta, Minggu, 19 Juni 2022.

Polri, kata dia, telah berkoordinasi dengan KPU RI yang menyampaikan tahapan Pemilu 2024 dimulai pada 14 Juni 2022.

Dalam penahapan tersebut, lanjutnya, Polri sudah menyiapkan operasi dengan sandi Operasi Mantap Brata yang diikuti seluruh polda di 34 provinsi.

"Semua polda nanti melaksanakan kegiatan Operasi Mantap Brata," ujarnya.

Dalam operasi tersebut, seluruh jajaran polda bakal mempersiapkan dan mengantisipasi segala potensi spektrum ancaman yang terjadi pada setiap tahapan pemilu.

"Karena setiap penahapan sudah kami analisis memiliki spektrum ancaman gangguan kamtibmas yang berbeda," tuturnya.

Untuk itu, mantan Kapolda Kalimantan Tengah itu mengatakan pelibatan kekuatan Polri akan berbeda-beda, demikian pula sarana dan prasaran yang digunakan, jumlahnya juga berbeda.

"Polri menjamin bahwa seluruh tahapan pemilu ini bisa berjalan dengan baik dan pesta demokrasi, sebagai harapan masyarakat, berlangsung dengan aman, tertib, lancar," kata Dedi.

Menurutnya, terkait antisipasi polarisasi pemilu, hal itu tidak bisa dihindari, begitu pula politik identitas, berita bohong atau hoaks, dan ujaran kebencian.

Polri akan melakukan penegakan hukum, tetapi Korps Bhayangkara bakal mengedepankan upaya preventif dan preemtif terlebih dahulu.

Langkah antisipasi yang dilakukan adalah membentuk Satgas Nusantara melibatkan instansi terkait dari KPU dan Bawaslu.

"Polri sudah menyiapkan Satgas Nusantara sebagai bentuk cooling system. Kemudian berkolaborasi melakukan literasi, sosialisasi, dan pengingat apabila ada masyarakat atau kelompok tertentu yang menyebarkan, memviralkan konten-konten yang bersifat polarisasi, politik identitas, hoaks, akan kami ingatkan," katanya.

Dia mengungkapkan, Satgas Nusantara bakal beroperasi saat Polri menyatakan Operasi Mantap Brata dimulai.

Dedi menegaskan peringatan akan diberikan kepada pihak-pihak yang mencoba menyebarkan berita bohong. Bila peringatan sudah diberikan lebih dari satu kali, maka penegakan hukum akan dilakukan.

"Apabila diingatkan sekali dua kali masih melakukan tindakan yang sama, maka upaya penegakan hukum harus dilakukan. Agar tidak terjadi lagi kegiatan seperti itu," ucapnya.

Dedi berpendapat, Polri menjadikan momen HUT Ke-76 Bhayangkara sebagai wadah untuk menjaga soliditas dan sinergitas berbagai pihak guna menyukseskan berbagai agenda nasional dan internasional yang ada di Indonesia, seperti Presidensi G20 dan pesta demokrasi 2024.

"Bapak Kapolri selalu mengingatkan, mari kita menjaga persatuan dan kesatuan, merawat kebinekaan dalam bingkai NKRI," kata Irjen Dedi.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya