Daerah Sabtu, 30 Juli 2022 | 20:07

Iseng Ikuti Lapak Ganjar, Pengrajinan Alat Musik Bambu Ini Alami Hal Tak Terduga

Lihat Foto Iseng Ikuti Lapak Ganjar, Pengrajinan Alat Musik Bambu Ini Alami Hal Tak Terduga Tetra Febri Riyanto pengrajin alat musik bambu Kabupaten Purbalingga. (Foto: Opsi/Humas Jateng).
Editor: Yohanes Charles

Purbalingga – Kerajinan alat musik bambu produk Kabupaten Purbalingga semakin diburu pembeli berkat Lapak Ganjar. Yakni promosi online melalui Instagram Story Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Tetra Febri Riyanto pengrajin alat musik bambu Jalan Lawet RT 03 RW 03 Kelurahan Purbalingga Wetan, Kabupaten Purbalingga, menceritakan, usahanya mengalami penurunan permintaan saat pandemi Covid-19. Bahkan nyaris nol omzet, karena pandemi membuat aktivitas sosial lumpuh, termasuk event kesenian.

Akhirnya, Tetra iseng mengikutsertakan alat musik bambu karyanya itu di Lapak Ganjar menggunakan akun @tetra_wbs. Ia tahu ada program yang diinisiasi Ganjar Pranowo itu dari Instagram.

“Sangat terdampak saat pandemi. Akhirnya, saya lihat ada Lapak Ganjar di Instagram. Awalnya hanya iseng untuk pemasaran, karena saat pandemi lumayan jatuh,” kata Tetra, Sabtu 30 Juli 2022.

Hasilnya luar biasa, permintaan mulai datang. Dan, perlahan mulai diburu pembeli kembali.

Alhamdulillah setelah ikut Lapak Ganjar produksi mulai meningkat, mulai kembali ke normal. Permintaan kita seluruh Idonesia, tapi sementara ini paling banyak dari Jateng dan Jatim,” ungkapnya.

Baca juga:

Hari Jadi ke-653 Cirebon, Wali Kota: Momentum Kebangkitan Pascapandemi Covid-19

Bupati Cirebon Apresiasi Pameran Benda Pusaka

Tetra menyebut, impact yang dirasakan bukan hanya bagi brand alat musik bambu miliknya. Ternyata Lapak Ganjar juga mengenalkan alat musik bambu brand lain yang ada di Purbalingga.

“Di sini ada enam keluarga saya, dan semuanya punya produksi alat musik bambu dengan beragam brand. Dengan adanya Lapak Ganjar, brand lainnya itu ikut dikenal. Usaha saudara juga merasakan impact-nya,” lanjutnya.

Tetra menjelaskan, alat musik bambu yang diproduksinya antara lain angklung, kentongan, gambang, bedug celo, bass pukul, dan lainnya. Satu set alat musik itu dibandrol rata-rata Rp 5 juta. Saat ini, banyak orang yang memesan produknya.

“Semakin diburu, dan produksinya semakin kencang. Kalau bahan baku bambu cari di Purbalingga. Ambilnya harus tepat musimnya, dan diendapkan selama satu sampai dua tahun agar kualitasnya bagus dan awet,” tuturnya.

Alat musik bambu, imbuh Tetra, digunakan untuk mengiringi kesenian tradisional, terutama di Karesidenan Banyumas. Seperti Purbalingga, Banyumas, Banjarnegara, dan Cilacap.

“Alat musik bambu utamanya kentongan, salah satu alat musik tradisional khas dari Banyumasan meliputi Purbalingga, Banyumas, Banjarnegara, Cilacap. Di sini juga biasanya ada festival kentongan,” tandas dia. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya