Daerah Sabtu, 24 September 2022 | 11:09

Jadi Ketua Bawaslu Sulbar, Fitrinela: Ini Akan Menunjukkan Pentingnya Peran Perempuan

Lihat Foto Jadi Ketua Bawaslu Sulbar, Fitrinela: Ini Akan Menunjukkan Pentingnya Peran Perempuan Ketua Bawaslu Sulbar, Fitrinela Patonangi. (Foto: Opsi/ist)
Editor: Fernandho Pasaribu Reporter: , Eka Musriang

Mamuju - Fitrinela Patonangi mengaku memegang tanggung jawab besar usai terpilih menjadi Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Sulawesi Barat.

"Saya merasa sebagai representasi perempuan, dengan memimpin institusi Bawaslu Sulbar dengan segala dinamikanya," kata Fitrinela Patonangi, Sabtu, 24 September 2022.

Memimpin institusi Bawaslu Sulbar, ia berharap lewat amanah tersebut dapat mengawali dan menumbuhkan semangat kepada masyarakat.

"Baik itu laki-laki maupun perempuan, semuanya punya potensi dan hak yang sama untuk memimpin institusi Bawaslu," ujarnya.

Dia mengungkapkan, akan menunjukkan pentingnya peran perempuan melalui tanggung jawab sebagai Ketua Bawaslu Sulbar.

"Saya akan mengambil langkah besar untuk bekerja demi demokrasi dan kepemiluan di Sulbar," tuturnya.

Tidak hanya memegang tanggung jawab bagi diri sendiri dan keluarga, lanjutnya, tapi juga memikirkan perbaikan demokrasi dan kepemiluan ke depannya.

"Saya berkomitmen untuk terus menjaga kualitas demokrasi dan penyelenggaraan Pemilu, serta Pemilukada yang adil dan berintegritas di Sulbar," kata dia.

Selain itu, dirinya akan mengambil peran penting dalam mencegah intervensi berbagai pihak yang bakal mengganggu penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada yang berintegritas.

"Saya akan berupaya untuk menghindari dan mencegah intervensi dari berbagai kepentingan menjelang Pemilu dan Pemilukada 2024, sesuai dengan amanat perundang-undangan," ucap Fitrinela.

Lanjutnya menjelaskan, pihaknya akan mempersiapkan secara matang regulasi dan tindakan pencegahan di lapangan sesuai aturan perundang-undangan baik produk hukum Perbawaslu, maupun Undang-undang Pemilu.

"Hal yang perlu menjadi perhatian adalah terkait model pencegahan dan pengawasan yang harus disesuaikan dengan digitalisasi," katanya.

Seperti diketahui, kerawanan dalam tahapan Pemilu juga bisa terjadi lewat ujaran kebencian, hoaks, black campaign yang ujungnya dapat berdampak pada perpecahan masyarakat.

"Tentu diperlukan inovasi dan usaha lebih untuk mencegah perpecahan tersebut terjadi," ujar Fitrinela Patonangi.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya