Aceh Barat Daya - Masyarakat sering kali mengaitkan kondisi tubuh anak yang pendek sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga banyak yang hanya menerima kondisi itu tanpa berbuat apa-apa untuk melakukan langkah pencegahan.
Padahal, bisa saja itu bukan faktor genetik melainkan kasus stunting yang menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak, yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Diketahui, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Selain itu, ada juga beberapa penyebab lain yang perlu dicermati.
Dirangkum dari laman Kementerian Kesehatan, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik) dan pelayanan kesehatan.
Patut diketahui anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otak, yang mana akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.
"Stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah. Maka pemerintah menempatkan pencegahan stunting menjadi salah satu fokus saat ini," tulis laman Kementerian Kesehatan, seperti dikutip, Senin, 5 September 2022.
Disebutkan, penyebab stunting adalah rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral dan buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani.
Diterangkan dalam laman itu, penyebab stunting juga bisa terjadi pada ibu yang masa remajanya kurang nutrisi. Bahkan, di masa kehamilan dan laktasi akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan tubuh dan otak anak.
Faktor lain yang menjadi penyebab stunting adalah terjadi infeksi pada ibu, kehamilan remaja, gangguan mental pada ibu, dan hipertensi.
Kemudian, penyebab stunting juga terjadi pada jarak kelahiran anak yang pendek.
"Terakhir, penyebab stunting adalah rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan termasuk akses sanitasi dan air bersih menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan anak," tulis Kementerian Kesehatan.[]