Jakarta - Nama Yenny Wahid masuk bursa cawapres Anies Baswedan. Yenny sendiri mengaku punya kedekatan khusus dengan eks Rektor Universitas Paramadina tersebut.
Terkait nama Yenny yang masuk dalam radar cawapres Koalisi Perubahan, Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon buka suara.
Di akun Twitternya, Jansen memaparkan pandangannya soal posisi cawapres yang pas untuk Koalisi Perubahan yang dihuni Demokrat, NasDem, dan PKS.
Menurut dia, Yenny Wahid buatnya adalah figur yang bagus. Bahkan lengkap sekali dengan segala atribusi yang melekat dalam dirinya.
"Namun untuk posisi wapres di koalisi perubahan, buat saya beliau tidak pas, tidak cocok. Mungkin cocoknya di koalisi yang lain," jelasnya dikutip Opsi, Rabu, 9 Agustus 2023.
Karena jika koalisi ini menang ujarnya, sebagaimana namanya perubahan, banyak hal yang ingin koalisi ubah. Dan idealnya cawapres perubahan memang yang selama ini wajahnya merepresentasikan hal itu.
Disebutnya, agar koalisi ini juga semakin kuat posisi dan brandingnya di rakyat yang ingin perubahan, di mana semakin hari semakin besar dan luas dukungannya, kata Jansen, tentu mereka akan bingung jika koalisi yang katanya mengusung perubahan malah mencalonkan tokoh yang bukan perubahan.
"Apalagi dia tokoh status quo atau bagian dari rezim ini. Baik dia bagian inti atau pinggiran rezim ini," terangnya.
"Tentu jika pun saya misalnya jadi Pak Jokowi termasuk para pendukung rezim ini, pasti akan tidak sukalah: “anda selama ini ikut menikmati rezim ini kok malah tiba-tiba mau mengkritiknya dan pindah ke barisan perubahan lagi,” sambungnya.
Jadi ini sebenarnya kata dia, untuk kebaikan bersama. Biarlah yang selama ini berada dan ikut di rezim Jokowi mendukung lanjutkan, sementara pihaknya yang di luar mengusung perubahan.
BACA JUGA: Surya Paloh Cawapres Anies Baswedan? Demokrat Mempertanyakannya
"Biar nanti rakyat yang menentukan di pemilu siapa yang menang dan mendapat dukungan terbanyak," tukasnya.
Jansen kemudian menjelaskan, bahwa bisa dipahami, karena yang jadi perhatian saat ini adalah soal pengisian posisi cawapres di koalisi perubahan.
Koalisi ini sendiri sudah cukup syarat berlayar 20 persen. Dan tentu banyak peminat dari luar yang merasa dirinya pantas dan ingin mengisi posisi itu.
"Jadi bagi para peminat, jika diri anda selama ini tidak merepresentasikan perubahan, apalagi jadi bagian dan ikut menikmati rezim ini, saya pribadi berharap anda cari koalisi lain saja jika mau jadi cawapres," tandasnya.
Dia menegaskan, secara pribadi akan menentang cawapres penikmat rezim Jokowi, minimal di rapat-rapat di Partai Demokrat yang adalah pemegang 9,3 persen dalam koalisi perubahan.
"Soal apakah pendapat saya itu akan menang atau kalah, tidak terlalu penting buat saya. Penting saya akan bersuara menentang dan menolak anda yang tidak merepresentasikan perubahan namun ingin jadi cawapres di koalisi ini," pungkasnya. []