News Rabu, 30 Maret 2022 | 18:03

Jarak SPBU dengan Pertashop di Aceh Berdekatan, Rafli Kande Sentil Pertamina

Lihat Foto Jarak SPBU dengan Pertashop di Aceh Berdekatan, Rafli Kande Sentil Pertamina Anggota Komisi VI DPR RI, Rafli Kande.(Foto:Opsi/Istimewa)

Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI, Rafli Kande menyebut persaingan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dengan Pertashop alias SPBU Mini PT Pertamina (Persero) di Aceh, potensi menimbulkan kekacauan.

Rafli mengungkapkan, sesungguhnya tujuan utama program Pertashop adalah untuk memperluas akses energi, terutama BBM, bagi masyarakat secara geografis yang jauh dari SPBU.

Yang jadi persoalan, lanjutnya, jarak antara Pertashop dan stasiun SPBU di wilayah Aceh cukup berdekatan.

Hal ini diungkapkan Rafli saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI dengan direksi PT Pertamina (Persero) di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin, 28 Maret 2022 kemarin.

"Tetapi dalam implementasinya di lapangan, kami menemukan banyak sekali potensi kekacauan. Kenapa? Jarak antara SPBU existing dengan lokasi pembangunan dengan lokasi penggunaan Pertashop banyak yang sudah menyimpang dari ketentuan," kata Rafli dalam keterangannya, Rabu, 30 Maret 2022.

"Pertama, ini bisa memicu persaingan yang tidak sehat. Karena kenapa? Jarak antara SPBU dengan Pertashop itu berdekatan. Ini bahaya," sambungnya.

Menurutnya, PT Pertamina harus bisa menjalankan program ini dengan baik.

"Intinya yang ingin kita sampaikan, bagaimana program Pertamina ini tepat sasaran. Kita mendukung sepenuhnya," ujarnya.

Dia mengungkapkan, perbedaan investasi antara stasiun SPBU dengan Pertashop cukup jauh.

Jika mengalami kerugian, kata dia, Pertamina dapat meminta bantuan dengan pemerintah, berbeda dengan pengusaha Pertashop.

"Kalau Pertamina masih bisa dijamin oleh pemerintah, tapi kalau Pertashop siapa yang bisa menjamin mereka masyarakat. Kalau Pertamina rugi berurusan dengan pemerintah, tapi kalau masyarakat? Ini perlu diperhatikan! Ini menjadi catatan penting menurut saya," tuturnya.

Selain itu, dia juga mengingatkan PT Pertamina terkait kualitas tabung gas Liquefied Petroleum Gas (LPG) non PSO (non-subsidi) di daerah pemilihannya di Aceh.

"Pertama sekali tabung gas. Nanti kepada siapa, saya kirim (hasil, red) kunjungan saya ke tempat tabung gas yang sudah tua-tua tadi. Saya kirim nanti. Biar bisa dilihat. Sudah bertahun-tahun. Tahun 70an sekian buatannya kita lihat disana. Sudah sangat tidak layak lagi," ucap Rafli.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya