Jakarta – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan bahwa Papua bukanlah wilayah yang sepenuhnya berada dalam kondisi rawan.
Pernyataan ini muncul setelah pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada 21 September 2024.
Agus menekankan bahwa beberapa daerah di Papua telah dianggap aman, dan pendekatan keamanan disesuaikan dengan kondisi spesifik tiap wilayah.
"Keamanan di sana, tidak semua wilayah di Papua itu rawan. Ada daerah rawan, ada yang sudah aman, sehingga pelaksanaan operasinya pun berbeda-beda di setiap tempat," ujar Agus dalam pernyataan yang disampaikannya di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Kamis, 3 Oktober 2024.
Pendekatan Smart Power Jadi Andalan
Di tengah dinamika keamanan Papua, Panglima TNI mengedepankan pendekatan smart power dalam operasi teritorial.
Konsep ini menekankan pentingnya menggunakan ilmu pengetahuan dan kecerdasan strategis dalam menjaga keamanan dan stabilitas Papua.
"Tetap kita mengedepankan smart power dalam operasi teritorial yang kita lakukan di sana," ujar Agus.
Pendekatan ini diharapkan dapat membawa perubahan positif tanpa harus selalu mengandalkan kekuatan militer secara langsung.
Tidak Ada Penarikan Pasukan di Wilayah Rawan
Terkait situasi di Nduga, salah satu wilayah yang dianggap rawan di Papua, Agus menegaskan bahwa belum ada rencana untuk menarik pasukan TNI dari daerah tersebut.
Ia menegaskan bahwa TNI selalu siap dengan antisipasi namun penarikan pasukan belum menjadi opsi saat ini.
"Belum ada rencana penarikan pasukan dari Nduga, tetapi kami terus membuat langkah antisipasi sesuai perkembangan situasi," kata Panglima TNI.
Pembebasan Philip Mark Mehrtens pada September lalu setelah hampir delapan bulan disandera KKB menjadi titik balik dalam operasi keamanan Papua.
Meskipun begitu, TNI terus berfokus pada pendekatan yang menyeimbangkan antara keamanan dan kesejahteraan masyarakat.[]