Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap babak baru dalam kasus korupsi dana operasional Pemerintah Provinsi Papua. Uang yang seharusnya menopang pelayanan publik diduga dibelanjakan untuk membeli pesawat jet pribadi.
Juru Bicara KPK Budi Prasetyo mengatakan penyidik mencurigai salah satu aliran dana korupsi digunakan untuk membeli jet pribadi yang kini diketahui berada di luar negeri.
"Penyidik menduga aliran dana dari hasil tindak pidana korupsi tersebut salah satunya digunakan untuk pembelian private jet," ujar Budi dalam keterangan tertulis, Kamis, 12 Juni 2025.
Dugaan ini muncul setelah KPK menjadwalkan pemeriksaan terhadap Gibrael Isaak, seorang pengusaha maskapai pribadi berkewarganegaraan Singapura yang sudah beberapa kali dimintai keterangan.
Gibrael merupakan Presiden Direktur PT Rio De Gabriello (RDG) dan disebut pernah membawa uang tunai dalam jumlah besar atas perintah almarhum Lukas Enembe, mantan Gubernur Papua.
Rp1,2 Triliun Dana Publik Diduga Diselewengkan
Kasus ini berkaitan dengan penyalahgunaan Dana Penunjang Operasional dan Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Papua. KPK memperkirakan nilai kerugian negara dalam perkara ini mencapai Rp 1,2 triliun.
Tersangka utama yang masih hidup adalah DE, bendahara pengeluaran pembantu gubernur Papua, yang diduga bekerja sama dengan Lukas Enembe. Karena Lukas sudah meninggal dunia, KPK tidak bisa memproses hukum secara langsung, tetapi tetap akan mengejar aset miliknya.
“Upaya perampasan aset akan dilakukan untuk memulihkan kerugian negara,” tegas Budi.
Menurut KPK, uang sebesar itu semestinya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan nyata masyarakat Papua, seperti rumah sakit, puskesmas, hingga sekolah.
"Jika dikelola dengan benar, Rp 1,2 triliun cukup untuk membangun berbagai fasilitas dasar yang sangat dibutuhkan masyarakat Papua,” kata Budi.
Ia menambahkan, dua sektor utama—kesehatan dan pendidikan—menjadi yang paling terdampak ketika anggaran publik diselewengkan.
Uang Mengalir Lewat Money Changer dan Maskapai Pribadi
Selain Gibrael, KPK juga telah memeriksa saksi lain berinisial WT yang bekerja di layanan penukaran uang (money changer) di Jakarta.
Jejak aliran dana tunai menjadi salah satu fokus utama penyidik untuk menelusuri modus pencucian uang yang digunakan dalam skandal ini.
"Kami fokus pada asset recovery dan melacak ke mana saja uang ini mengalir, termasuk dugaan pembelian jet pribadi,” terang Budi.[]