Jakarta - Presiden Jokowi mewanti-wanti agar perhelatan politik di tahun 2024 tidak justru mengganggu pertumbuhan ekonomi yang bisa membuat negara ini kembali menjadi pasien International Monetary Fund atau IMF.
Jokowi menegaskan, yang paling penting dalam Pemilu 2024 yang tinggal setahun adalah agar semua pihak tetap menjaga stabilitas politik dan stabilitas keamanan.
"Karena ini, untuk saat ini sangat penting dan sangat diperlukan sekali. Karena kita diancam risiko-risiko kegentingan global. Yang sulit dihitung, sulit diprediksi, dan sulit dikalkulasi. Sangat sulit sekali," katanya dalam bagian sambutan Harlah ke-50 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada Jumat, 17 Februari 2023.
Jokowi menyebut, negara yang masuk menjadi pasien IMF pada tahun 2022 ada sebanyak 16 negara. Informasi terbaru kata Jokowi, yang masuk pasien IMF saat ini sudah mencapai 47 negara.
Baca juga: Jokowi Bertemu Direktur Pelaksana IMF, Airlangga: Ekonomi Indonesia Relatif Baik
"Kita pernah pasien IMF saat 1997 dan 1998. Ini harus kita jaga betul jangan sampai situasi ekonomi yang baik terganggu gara-gara perhelatan pemilu tahun depan, pilkada tahun depan," katanya.
Kata Jokowi, kita tidak mau masuk lagi jadi pasiennya IMF. Dan alhamdulillah kata Jokowi, tahun 2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 3,51 persen.
Baca juga: Jokowi Hampir Lupakan AHY Ketika Menyebut Nama Capres Cawapres di Acara Harlah PPP
Itu kata dia, masuk dalam dua besar negara-negara G20. "Dulunya kita kalah dengan China, Korea, Jepang.
"Sekarang ini kita lebih baik dari mereka, lebih baik dari Tiongkok, lebih baik dari Amerika, lebih baik dari Uni Eropa. Ini yang patut kita syukuri," ujarnya.
Itu sebabnya kata Jokowi, untuk terus menjaga kondisi keamanan dan stabilitas politik agar pertumbuhan ekonomi tidak terganggu.
Termasuk kehidupan rakyat juga tidak terganggu karena perhelatan politik yang kita lakukan di tahun 2024. []