Gresik - Presiden Jokowi kembali mengingatkan soal memilih pemimpin ke depan yang kelak bisa membuat Indonesia melompat menjadi negara maju.
"Ini mungkin untuk para tokoh masyarakat, para tokoh agama, para kiai yang kami cintai, sering sudah saya sampaikan, oleh sebab itu pemimpin yang akan datang ini sangat menentukan sekali, 2024, 2029, 2034 itu sangat menentukan sekali," katanya.
Jokowi mengungkap itu saat melakukan ground breaking pembangunan pabrik foil tembaga di Kabupaten Gresik, Jawa Timur pada Selasa, 20 Juni 2023.
"Begitu benar kita pilih, negara ini akan Insya Allah melompat menjadi negara maju," imbuhnya.
Dia mengingatkan, negara-negara di Amerika Latin tahun 60-an tahun 70-an sudah menjadi negara berkembang.
"Tapi sampai sekarang masih menjadi negara berkembang. Dan kita tidak mau seperti itu, kita ingin negara kita ini menjadi negara maju," tukasnya.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan, dia Selasa pagi berkunjung ke Sumbawa Barat, NTB untuk melihat dan mengecek pembangunan smelter tembaga yang dibangun oleh PT Amman, dulunya bernama PT Newmont.
Jokowi datang hanya untuk memastikan bahwa smelter yang dibangun itu betul-betul terbangun dan ada progresnya.
Ternyata di lapangan sudah selesai lebih dari 51 persen. Artinya Mei 2024 smelter itu akan selesai dibangun.
Kemudian sore harinya ke Gresik juga ingin mengecek smelternya PT Freeport Indonesia. "Saya dengar sudah lebih dari 60 persen. Kita harapkan Mei 2024 PT Freeport Indonesia juga bisa menyelesaikan smelternya," katanya.
Disebutkan, kalau dua perusahaan besar ini selesai smelternya, Indonesia tidak lagi ekspor bahan mentah tembaga.
BACA JUGA: Malam Nonton Bola di GBK, Paginya Jokowi Terbang ke Nusa Tenggara Barat
Karena bahan mentah itu diproduksi di dalam negeri menjadi katoda tembaga yang nilai tambahnya berlipat dan kesempatan kerja ada di dalam negeri.
Pembangunan industri pabrik foil tembaga itu sendiri dilakukan PT Hailia Group dari Tiongkok.
Hasil dari PT Freeport Indonesia yang juga berada di lingkungan pabrik akan bisa diserap sehingga akan menjadi barang jadi atau setengah jadi yang nantinya akan digunakan untuk baterai lithium, baterai mobil listrik, maupun mobil listriknya itu sendiri.
Menurut Jokowi, satu mobil itu kurang lebih membutuhkan bahan tembaga 59 Kg. Kalau ke depan mobil-mobil yang ada sekarang ini sudah berubah menjadi mobil listrik, bisa dibayangkan berapa kebutuhan tembaga untuk membuat mobil listrik.
Karena mobil-mobil yang konvensional yang ada sekarang ini akan ditinggal dan semua akan menuju ke mobil listrik. Tidak hanya di Indonesia tetapi untuk kebutuhan dunia, karena semua materialnya itu ada di Indonesia.
"Sekarang ini merk-merek mobil terkenal, pabrik-pabrik mobil terkenal, perusahaan-perusahaan mobil listrik, semuanya berbondong-bondong melirik Indonesia dan berinvestasi di Indonesia," terangnya.
"Inilah yang sering saya sampaikan, kalau kita bisa membangun integrasinya, bisa mengintegrasikan tembaga yang kita miliki, nikel yang kita miliki, timah yang kita miliki, bauksit yang kita miliki tidak diekspor mentah. Tetapi semuanya diolah di dalam negeri, nilai tambah besar ada di dalam negeri, kesempatan kerja ada di dalam negeri, inilah yang akan menghantarkan negara kita Indonesia dari negara berkembang bisa menuju ke negara maju dalam 10-15 tahun yang akan datang," tukasnya. []