News Jum'at, 10 Maret 2023 | 20:03

Jokowi Nanam Mangga di Blora, Petani Keluhkan soal Pupuk

Lihat Foto Jokowi Nanam Mangga di Blora, Petani Keluhkan soal Pupuk Presiden Jokowi menanam pohon mangga di Blora, Jawa Tengah, Jumat, 10 Maret 2023. (Foto: Ist)
Editor: Tigor Munte

Blora - Presiden Jokowi menanam pohon mangga bersama para petani di Areal Kesongo, Blora, Jawa Tengah, Jumat, 10 Maret 2023. 

Saat yang sama, seorang petani mengeluhkan soal pupuk, baik distribusi maupun harganya.

Penanaman dilaksanakan selepas Jokowi menyerahkan sertifikat tanah untuk rakyat serta Surat Keputusan (SK) Perhutanan Sosial dan SK Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) kepada masyarakat.

Ikut melakukan penanaman, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Hadi Tjahjanto, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Mereka juga terlihat menanam pohon mangga.

Sementara itu di lokasi yang sama, Sudarmini, salah seorang petani yang melakukan penanaman pohon, merasa senang dan terharu bisa melihat Jokowi dan para menterinya secara langsung.

Sudarmini yang telah bertani selama kurang lebih 30 tahun juga menyampaikan harapannya agar harga pupuk dapat merata sesuai standar. Ia pun berharap agar harga jual panennya bisa seimbang.

BACA JUGA: Jokowi: Masalah Pupuk Jangan Disepelekan, agar Tahun 2023 Tidak Suram

“Harapannya itu loh, Pak, pupuknya itu bisa standar harganya sama, hasil panennya itu loh agar seimbang,” ungkapnya. 

Sebelumnya, Jokowi menyampaikan bahwa penerbitan Surat Keputusan (SK) Perhutanan Sosial adalah upaya pemerintah dalam memberi kepastian kepada masyarakat untuk menggarap lahan yang diberikan agar produktif.

“Kepastian mengenai penggarapan lahan di lahan Perhutani, sehingga diterbitkan SK Perhutanan Sosial, SK Hijau Perhutanan Sosial itu juga memberikan kepastian kepada rakyat yang ingin menggarap lahan itu,” ujar Presiden.

Jokowi juga meminta agar masyarakat mengelola lahan tersebut secara agroforestri. yaitu memadukan penanaman pohon kayu-kayuan dengan komoditas pertanian.

“Ada tanaman kerasnya, pohon kerasnya, misalnya jati atau mahoni, tapi juga ada tanaman jagungnya, ketela pohonnya, ketelanya, ketela rambat. Saya kira memang harus seperti itu,” ujarnya. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya