Jakarta - Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menilai sampai saat ini pihaknya melihat Presiden Joko Widodo atau Jokowi belum menunjukkan keberpihakannya agar rakyat memilih sosok tertentu yang akan menjadi calon presiden (capres) pada Pemilu 2024.
Maka itu saat Jokowi menghadiri acara ulang tahun Projo dinilainya sebagai hal wajar dan sah-sah saja. Terlebih Projo merupakan organ relawan yang mendorong Jokowi menjadi Presiden RI.
Baca juga: Banyak Aspirasi Inginkan AHY Capres 2024, Demokrat Tak Mau Buru-buru
Maka itu Demokrat amat mengharapkan di sisa masa jabatan dua tahun ini, Jokowi bisa betul-betul membantu mengawal agar proses Pemilu 2024 benar-benar bisa berlangsung dengan sukses, lancar, baik, jujur, dan adil.
Herzaky berharap, Jokowi dapat melanjutkan legacy yang sudah ditinggalkan oleh Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menyukseskan pesta demokrasi lima tahunan.
Baca juga: Ketua Tim Garis Airlangga Harapkan Jokowi Tiru Sikap SBY
"Karena bagaimana-pun apa yang sudah dilakukan oleh Pak Jokowi selama 8 tahun ini harapannya apa yang baik bisa dilanjutkan oleh kepemimpinan selanjutnya, yang kurang dapat diperbaiki," ucapnya saat menjadi pembicara di YouTube Opsi Media TV dikutip Rabu, 8 Juni 2022.
"Bagaimana-pun menghasilkan kepemimpinan nasional selanjutnya itu menjadi tugas dan tanggung jawab utama dari seorang presiden yang saat ini menjabat," lanjutnya.
Mengenai seringnya intensitas kedatangan Jokowi ke Jawa Tengah pun ia lihat sebagai hal lumrah. Belum tentu dalam Pemilu mendatang Jokowi secara gamblang menunjukkan keberpihakannya agar rakyat memilih Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai suksesornya.
Baca juga: Cari Suksesor Jokowi, Projo Akan Gelar Musra di 34 Provinsi
"Jokowi ke Jateng wajar saja, tidak ada sinyal tertentu, mungkin kangen dengan Gibran Wali Kota Solo, sehingga (Jokowi) sering keliling ke sana," ucapnya.
Herzaky kembali menandaskan, seyogianya Jokowi bisa mengikuti jejak para pendahulunya yang mewariskan penyelenggaraan pemilu yang jujur dan adil juga diharapkan dapat bersikap objektif.
"Jangan sampai pandangan publik beliau punya keberpihakan. Ini kita tidak inginkan. SBY, Megawati, Habibie telah menunjukkan legacy yang luar biasa," kata Herzaky. []