Jakarta - Menjelang masa akhir jabatan Presiden Jokowi, entah mengapa banyak pihak membandingkan Presiden ke-7 RI itu dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Satu hal yang dibandingkan adalah soal nyali atau keberanian. Meski berbadan kerempeng, Jokowi dinilai lebih bernyali ketimbang SBY yang berlatar militer.
Penilaian itu dilontarkan pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Jusuf Wanandi dalam program Rosi di Kompas TV, Kamis, 25 Mei 2023.
Dia menilai kepemimpinan Presiden ke-6 RI SBY ragu-ragu. Dia mengambil contoh ketika Partai Demokrat melakukan konvensi untuk memilih capres yang akan diusung pada Pilpres 2019.
"Mula-mula dia mau melaksanakan, sudah kumpul semua, sudah berhenti semua sebagai menteri tapi ternyata dibatalkan begitu saja. Jadi you can`t see no guts," ujarnya dilansir Opsi, Jumat, 26 Mei 2023.
Berbeda dengan Jokowi. Menurut Jusuf, meski orang sederhana tapi Jokowi lebih memiliki nyali.
BACA JUGA: 30 Menit Jokowi dan Megawati, Jan Ethes Selalu Bicara soal Bung Karno
Menurutnya, Jokowi mau berusaha untuk mencapai semua yang diinginkan. Termasuk mempertahankan program yang dibuat hingga memilih sosok yang cocok untuk melanjutkan programnya.
Jusuf Wanandi. (Foto: Ist)
Jokowi tampak aktif mencari seseorang yang cocok untuk menggantikannya kelak. Jokowi tak mau program dan kebijakannya selama ini dihentikan begitu saja.
Sampai-sampai lingkaran Jokowi mewacanakan perpanjangan presiden tiga periode. Untung saja Jokowi tidak mengamini langkah itu.
"Jadi karena itu saya lihat tekanan yang diterima Jokowi memaksanya berbuat sesuatu untuk mengamankan agar dirinya tidak percuma menjadi seorang presiden. Karena itu dia ikut campur siapa yang jadi pengganti, kelihatan sekali," ujar Jusuf.
Jusuf berpandangan, langkah Jokowi untuk memilih penggantinya bukan karena sindrom pasca-kekuasaan. Tetapi demi kontinuitas program pembangunan yang telah dibuatnya.
Jusuf juga menolak pendapat bahwa langkah Jokowi yang ikut terjun dalam menggodok calon pemimpin di Pilpres 2024 sudah berlebihan.
"Saya kira ini tidak terlalu jauh, itu hal baik yang dilakukan Jokowi untuk mempertahankan hingga akhir masa jabatannya, semua perlu dilakukan sampai di akhir masa jabatannya," ujarnya. []