Pilihan Rabu, 06 Juli 2022 | 13:07

Kacang Saok dan Dolung-dolung Parapat, Camilan Khas dari Danau Toba

Lihat Foto Kacang Saok dan Dolung-dolung Parapat, Camilan Khas dari Danau Toba Dolung-dolung Parapat. (Foto: Ist)
Editor: Tigor Munte

Simalungun - Kawasan Danau Toba sebagai salah satu destinasi super prioritas tak hanya kaya dengan alam dan budaya. 

Selain kulinernya yang khas dan beragam, banyak camilan yang bisa pula dijadikan oleh-oleh. Bahannya dari alam, dan cara mengolahnya pun terjamin sehat selain unik.

Salah satunya adalah Kacang Saok. Bagi penyantap kacang di Kawasan Danau Toba, barangkali familiar dengan Kacang Sihobuk dari Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara.

Nah, kalau Kacang Saok ini camilan buatan Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara, persisnya dari Desa Wisata Tiga Rihit, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon atau Parapat.

Kacang Saok ini bahannya adalah kacang tanah, yang diambil dari perladangan warga yang berada di Kawasan Danau Toba.

Proses menyangrai Kacang Saok. (Foto: Dok. Desa Tiga Rihit)

Kacang tanah kemudian digongseng di dalam kuali besar menggunakan pasir dan dengan alat bakar kayu. 

Kalau Kacang Sihobuk disangrai pakai pasir sungai, maka Kacang Saok digongseng pakai pasir danau. Rasanya? Pasti gurih dan renyah di lidah. 

Kalau Anda membelinya di Parapat, namanya adalah Kacang Saok Sasagun. Dikemas dalam plastik berbagai ukuran. Soal harga sangat terjangkau. 

Dolung-dolung

Satu lagi camilan khas dari Desa Wisata Tiga Rihit adalah Dolung-dolung. Ini sejenis lampet atau lappet.

Dolung-dolung bentuknya bulat dan dibungkus dengan daun bambu. Terbuat dari tepung beras yang di dalamnya terdapat gula aren yang dicampur kelapa parut.

Dolung-dolung Parapat ini rasanya sudah pasti sangat lezat apabila disantap saat panas dan cocok ditemani teh hangat dan kopi.

Dolung-dolung dulunya dibuat saat upacara adat pernikahan orang Batak. Dolung-dolung menjadi simbol hasil pemufakatan yang bulat teguh di antara kedua belah pihak keluarga pengantin. 

Karena rasanya enak, beberapa kaum ibu kemudian menjajakannya. Ada yang menjual secara door to door berjalan kaki, ada pula yang menjual di terminal bus.

Ini kemudian dikembangkan Desa Wisata Tiga Rihit sebagai camilan dan oleh-oleh untuk para wisatawan yang datang ke Parapat dan Danau Toba.[]

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya