Pakpak Bharat - Kader Partai Demokrat Pakpak Bharat, Sumatra Utara, Julwanri Munthe menilai pembawaan Gubernur Edy Rahmayadi memang agak keras dan terkesan kasar. Namun bisa dipastikan itu cuma kulit luar saja.
"Pada akhirnya beliau mengayomi dan merangkul," ujar Julwanri Munthe, yang juga Ketua Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Pakpak Bharat tersebut dalam keterangannya, Kamis, 30 Desember 2021.
"Penilaian awal atau preferensi kami memang harus disesuaikan, mau gimana lagi latar belakang militer, eks Pangkostrad. Yang bahaya kalau memang dasarnya sejak awal kita tidak suka, itu beda cerita, dasar gak sor itu bahaya," imbuhnya.
Mantan aktivis yang pernah secara langsung berhadapan dengan mantan Panglima Kodam Bukit Barisan tersebut menilai tidak ada maksud tidak baik dari tindakan Gubernur Edy terhadap pelatih biliar yang kupingnya dijewer.
Baca juga: Edy Jewer Pelatih Biliar Sumut, Ferdinand: Dilihat Secara Umum, Ini Pejabat Gila Hormat
"Bukan membenarkan, memang jenis bahasa di militer selain bahasa lisan, ada bahasa tangan atau kaki bahkan, namun saya melihat menjewer itu tidak di antara itu. Untuk sekelas jenderal, itu bahasa kasih sayang," katanya.
Julwanri mengaku, dirinya sudah mengkonfirmasi bahasa tangan dan kaki itu memang ada di militer.
"Rahang saya pernah bergeser dibuat anggotanya saat kami pernah demo Makodam. Sekali lagi jeweran itu bukan di antara bahasa yang saya sebut di atas, namun bahasa kasih sayang sebagai satu kesatuan, sebagai satu tim untuk memajukan olahraga Sumatra Utara," katanya.
Soal pembawaan, nada suara dan lain-lain kata dia, bisa dimaklumi apalagi sudah diakui secara terbuka untuk senyum pun Gubernur Edy susah.
"Positif saja, mungkin Bang Edy ingin memelihara semangat para pelatih sampai PON Sumut 2024 dan setiap undangan harus antusias untuk gerakan bersama dengan tidak luput satu orang pun. Jelas bukan soal gila hormat seperti yang banyak dalam pemberitaan," tutur alumni Ilmu Politik USU tersebut. []