News Senin, 10 Januari 2022 | 21:01

Kasus Omicron di Indonesia Meningkat, DPR Imbau Masyarakat Waspada

Lihat Foto Kasus Omicron di Indonesia Meningkat, DPR Imbau Masyarakat Waspada Anggota Komisi I DPR RI, Christina Aryani.(Foto:Opsi/Istimewa)

Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI, Christina Aryani mengimbau masyarakat untuk kembali meningkatkan kewaspadaan di tengah penularan Covid-19 varian Omicron yang terus meluas, khususnya di wilayah DKI Jakarta.

Berdasarkan data yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), disebutkan Omicron memiliki tingkat penularan lebih cepat dibanding varian sebelumnya.

Khusus di Indonesia, mayoritas penambahan kasus konfirmasi Omicron ada di DKI Jakarta.

"Belum saatnya kita mengurangi kewaspadaan, tetap waspada utamanya dengan kembali menggalakkan penggunaan masker dan disiplin protokol kesehatan lainnya," kata Christina dalam keterangan tertulis, Senin, 10 Januari 2022.

Politisi Partai Golkar ini berpandangan, saat ini kewaspadaan sangat penting dilakukan.

Sebab, laporan penelitian beberapa universitas di luar negeri menemukan bahwa Omicron menginfeksi bronkus dan bereplikasi 70 kali lebih cepat dibanding Delta dan SARS-Co-V2.

Selain itu, Omicron juga disebut-sebut mampu menghindari antibodi yang terbentuk dari vaksinasi atau infeksi sebelumnya.

Legislator daerah pemilihan (dapil) Jakarta II itu mengingatkan, vaksinasi bukan jaminan seseorang terhindar dari infeksi virus Covid-19.

"Jangan sampai ada asumsi bahwa karena sudah vaksin maka otomatis aman. Ini tidak boleh ada. Meski sudah divaksin disiplin prokes (protokol kesehatan) harus tetap kita jaga," ucap Christina.

Diketahui, penambahan kasus Covid-19 di Jakarta berbanding lurus dengan temuan kasus Omicron. Hingga saat ini, per 9 Januari 2022 tercatat total konfirmasi Omicron sebanyak 407 kasus, terdiri dari 350 kasus impor yang didominasi berasal dari Turki dan Arab Saudi.

Untuk mengantisipasi lonjakan kasus, Pemerintah Indonesia pun telah menutup sementara pintu masuk Warga Negara Asing (WNA) dari 14 negara sebagai upaya pencegahan Omicron.

Terkait hal ini, Christina mengapresiasi langkah yang diambil pemerintah tersebut. Menurutnya, sistem buka tutup akses masuk Indonesia perlu dilakukan sesuai dengan perkembangan kasus Omicron di luar negeri.

Sementara, Turki dan Arab Saudi menjadi salah satu penyumbang kasus Omicron terbanyak di Indonesia.

Christina berpandangan, pemerintah perlu mengkaji kembali durasi masa karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri, seiring dengan peningkatan kasus di negara tersebut.

"Untuk Turki yang menjadi hub lalu lintas pelancong dari berbagai negara, ada baiknya dikaji lagi apa penyesuaian masa karantina juga perlu diberlakukan," ucap Christina.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya