Jakarta - Guna mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045, Presiden Jokowi menekankan pentingnya memanfaatkan peluang dengan menggunakan perencanaan, visi, dan strategi besar yang taktis.
Menurut Jokowi, semua harus bekerja keras memanfaatkan peluang ini dengan memiliki perencanaan, strategi, dan visi taktis.
"Karena kita berkompetisi dengan negara lain. Punya strategi besar, tapi strategi taktis,” ujar Jokowi pada peluncuran Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Kamis, 15 Juni 2023 di Djakarta Theater, Jakarta.
Disebutnya, pada 2030 Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi di mana 68,3 persen total penduduk berusia produktif.
Peluang yang hanya terjadi satu kali dalam setiap peradaban sebuah negara tersebut, kata Presiden Jokowi, harus dikelola dengan baik agar tidak menjadi bencana.
Dia mencontohkan sebuah negara di Afrika pada 2015 juga mendapatkan bonus demografi.
Tapi dalam tujuh tahun, justru yang terjadi pengangguran melonjak menjadi 33,6 persen.
BACA JUGA: Jokowi Didesak Menyatakan Indonesia Darurat Narkoba
"Saya tidak usah sebut negaranya mana tapi saya yakin Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara tahu. Dan, kita tidak ingin terjadi seperti itu,” ujarnya.
Dikatakannya, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi lima besar ekonomi dunia.
Meskipun secara perhitungan angkanya sudah ada, lanjut Jokowi, tantangan untuk mewujudkan hal tersebut tidak mudah.
“Dari Bappenas saya sudah dengar kalkulasinya, dari McKinsey saya sudah dengar hitungannya, dari IMF saya sudah dengar hitungannya, dari Bank dunia (World Bank) juga saya dengar hitung-hitungannya, hampir mirip-mirip tetapi tantangannya itu juga tidak mudah,” ujarnya.
Presiden menekankan, Indonesia harus terus meningkatkan pendapatan nasional bruto (PNB) atau gross national income (GNI) dan menurunkan tingkat kemiskinan untuk menuju visi Indonesia Emas 2045.
“Perkiraan kita [PNB] di tahun Indonesia Emas 2045 itu berada di angka kira-kira 23.000 sampai 30.300 dolar AS per kapita. Itu lompatannya. Tingkat kemiskinan sekarang ini meskipun sudah single digit, yaitu di angka 9,57 persen, tapi masih tetap angka itu kita harus sampaikan, masih tinggi. Dan, di tahun 2045 diperkirakan di 0,5 sampai 0,8 persen,” tandasnya. []