Daerah Senin, 28 Oktober 2024 | 16:10

Keluarga Tuntut Autopsi Ade Nurul yang Tewas Misterius di Asrama, Polda Sumut Bergerak

Lihat Foto Keluarga Tuntut Autopsi Ade Nurul yang Tewas Misterius di Asrama, Polda Sumut Bergerak Ilustrasi mayat (jenazah). (foto: ist).

Medan – Misteri menyelimuti kematian Ade Nurul Fadilah (19), siswi asal Kabupaten Asahan yang menempuh pendidikan di sebuah sekolah penerbangan di Jalan Jamin Ginting, Kota Medan.

Kematian Ade, yang awalnya dinyatakan akibat "sakit" oleh pihak sekolah, kini berbalik menjadi dugaan kasus kriminal setelah pihak keluarga menemukan tanda-tanda memar dan bekas cekikan pada tubuhnya.

Keluarga pun telah melaporkan peristiwa ini ke Polda Sumatra Utara (Sumut) dan mendesak penyelidikan menyeluruh.

Menurut Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi, laporan dari pihak keluarga yang diwakili oleh kuasa hukum telah diterima dan kini dalam tahap penyelidikan oleh Ditreskrimum Polda Sumut.

"Kami sudah menerima laporan dari pihak keluarga dan kuasa hukum korban. Proses penyelidikan akan dilakukan, dan kami telah menjadwalkan pemeriksaan sejumlah pihak, termasuk keluarga dan pihak sekolah," kata Hadi, Senin (28/10/2024).

Lebih lanjut, Hadi mengungkapkan bahwa Polda Sumut akan mengundang berbagai pihak terkait untuk memberikan keterangan dalam waktu dekat.

"Dalam minggu ini, kami mengagendakan untuk memanggil pihak terkait, di antaranya keluarga pelapor dan lembaga pendidikan tempat korban menempuh pendidikan," ungkapnya.

Ia menambahkan, polisi akan berfokus pada pengumpulan fakta untuk mengungkap penyebab sebenarnya dari kematian Ade.

Keluarga Curiga Kekerasan, Tanda-Tanda Memar Ditemukan

Kematian Ade Nurul pada Selasa (1/10) malam, sekitar pukul 23.00 WIB, awalnya diinformasikan pihak sekolah sebagai akibat sakit mendadak.

Namun, ketika keluarga korban mendapat kabar lanjutan bahwa Ade telah meninggal beberapa menit setelah dilarikan ke Rumah Sakit USU, mereka merasa ada yang tidak beres.

Thomy Faisal, kuasa hukum keluarga, menuturkan bahwa keluarga mendapati kondisi tubuh Ade sangat mengkhawatirkan.

"Saat keluarga memeriksa jasad Ade, mereka menemukan bekas memar di leher, mirip dengan tanda cekikan, serta lebam di punggung dan rusuk. Ini yang membuat kami mempertanyakan, apakah benar Ade meninggal wajar atau ada dugaan penganiayaan?" ujar Thomy, Sabtu (26/10).

Permintaan autopsi segera diajukan oleh pihak keluarga untuk mendapatkan kepastian. Polda Sumut, melalui Kombes Hadi, menyatakan bahwa usulan ekshumasi atau pembongkaran makam Ade disambut baik.

"Jika memang untuk kepentingan penyelidikan, apalagi berdasarkan permintaan keluarga, mengapa tidak? Ekshumasi bisa membantu kami mencari bukti konkret dalam kasus ini," kata Hadi.

Keluarga Ade Nurul menyatakan bahwa ketika Ade berangkat ke Medan untuk sekolah pada 29 Juli 2024, kondisinya sehat.

Menurut kakaknya, Putri Ardiyanti, Ade tidak memiliki riwayat penyakit serius, dan selama di asrama tidak pernah mengeluh sakit kepada keluarga.

Namun, Putri mengungkapkan sebuah percakapan yang menambah rasa curiga mereka. Dua minggu sebelum kematiannya, Ade sempat memberi tahu pacarnya bahwa dia merasa "tak betah" di asrama, meskipun tidak menyebutkan alasan pasti.

"Dia hanya bilang nggak betah dan merasa nggak nyaman, tapi tak pernah cerita lebih detail ke kami," ujar Putri.

Keluarga berharap kepolisian dapat menuntaskan penyelidikan hingga tuntas, mengungkap kebenaran di balik kejanggalan kematian Ade.

"Kami meminta keadilan, kami ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Ade. Bila ada pelaku kekerasan yang menyebabkan kematiannya, kami ingin mereka dihukum setimpal," tegas Thomy.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya