Hiburan Rabu, 22 Juni 2022 | 15:06

Kemendagri Gelar Festival Harmoni Indonesia di TMII

Lihat Foto Kemendagri Gelar Festival Harmoni Indonesia di TMII Ilustrasi Taman Mini Indonesia Indah. (Foto: dok. TMII)
Editor: Eno Dimedjo

Jakarta - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (Ditjen Polpum) berkolaborasi dengan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) untuk menyelenggarakan Festival Harmoni Indonesia.

Acara ini bakal dihelat pada 28-29 Oktober 2022 atau bertepatan dengan peringatan hari Sumpah Pemuda dan menghadirkan berbagai pagelaran seni dan budaya yang berasal dari 34 provinsi di Indonesia.

Festival itu akan bertempat di TMII dan menghadirkan ragam seni dan budaya yang akan dihadirkan mulai dari musik, tari atau seni pertunjukan, kuliner, hingga film.

Direktur Ketahanan Ekonomi, Sosial, dan Budaya Ditjen Polpum Kemendagri La Ode Ahmad mengatakan gagasan festival berangkat dari refleksi kebhinnekaan serta kekayaan dan keragaman seni-budaya bangsa yang dimiliki Indonesia.

Kata "harmoni" sendiri, ujar dia, juga merujuk pada tujuan yang hendak dicapai dari penyelenggaraan festival.

"Ini adalah sebuah upaya kecil karena kita mungkin tidak bisa melakukan hal-hal yang besar, tapi kita bisa melakukan hal-hal kecil dengan cara yang besar," kata La Ode, dikutip Opsi pada Rabu, 22 Juni 2022.

"Artinya, dengan festival ini akan mewujudkan dari harmoni Indonesia menuju harmoni dunia yang kita dambakan," tuturnya.

Menurut La Ode, keragaman seni-budaya yang dimiliki Indonesia harus dijaga, terutama agar generasi baru seperti milenial dan Z tidak melupakan warisan tersebut.

Lantaran itu, nantinya festival juga akan menghadirkan kolaborasi, tidak hanya dalam konteks seni tradisional melainkan juga seni populer. Sejumlah pelaku seni populer juga akan terlibat dalam festival.

Baca juga: KLHK Bikin Pengelolaan Sampah di Java Jazz Festival 2022 Jadi Seru

Baca juga: Kahitna Pukau Penonton Java Jazz Festival 2022 dengan Tembang Sendu nan Romantis

La Ode juga mengharapkan agar festival dapat dikemas dengan cara kekinian dan relevan, namun tetap menyelipkan literasi dan tidak meninggalkan nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam seni-budaya Nusantara. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya