News Jum'at, 24 Juni 2022 | 15:06

Kementerian ESDM Komitmen Memperkuat Ekosistem Kendaraan Listrik

Lihat Foto Kementerian ESDM Komitmen Memperkuat Ekosistem Kendaraan Listrik Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial saksikan penandatanganan tiga MoU sebagai upaya perkuatan KBLBB. (Foto:Dok. Kementerian ESDM)

Jakarta - Mewakili Menteri ESDM Arifin Tasrif, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial menyaksikan tiga penandatanganan nota kesepahaman (MoU) sebagai upaya perkuatan ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).

Penandatanganan MoU dilaksanakan dalam rangkaian The 2nd Energy Transitions Working Group (ETWG) di Labuan Bajo, NTT, Jumat, 24 Juni 2022.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan hal ini guna untuk terus memperkuat ekosistem KBLBB sebagai upaya mendukung program transisi energi di Indonesia.

Ego berpendapat, saat ini semua negara berupaya menjaga kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celsius untuk menghindari dampak bencana global dan perubahan iklim seperti panas ekstrem, naiknya permukaan laut, kepunahan beberapa makhluk hidup, terjadinya perubahan ekosistem, dan kepunahan terumbu karang serta perikanan laut.

Untuk itu, kata dia, diperlukan upaya memitigasi perubahan iklim dengan menurunkan emisi karbon (dekarbonisasi) dengan tetap menjaga ketahanan energi.

"Hal ini menjadikan transisi energi semakin urgen untuk dilaksanakan sebagai arah kebijakan energi nasional ke depan yaitu transisi menuju energi yang lebih bersih, minim emisi, dan ramah lingkungan sesuai dengan komitmen Indonesia pada Paris Agreement dan target net zero emission pada 2060 atau lebih cepat dengan bantuan Internasional," kata Ego mengutip keterangannya di Jakarta, Jumat, 24 Juni 2022.

Upaya mitigasi yang dilakukan antara lain dengan pengembangan energi baru terbarukan (EBT), pengurangan penggunaan energi fosil, dan peningkatan penggunaan KBLBB.

Kementerian ESDM, lanjutnya, terus mendorong program KBLBB untuk mewujudkan penggunaan energi yang lebih bersih, pengurangan impor BBM, penghematan devisa serta penurunan emisi CO2.

Penandatanganan MoU ini mencakup Kementerian ESDM dengan PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) untuk program konversi motor listrik.

Selanjutnya, antara PLN dan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yakni Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN untuk kredit kepemilikan KBLBB dan pengembangan infrastruktur stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).

"Hal ini adalah upaya untuk menciptakan ekosistem KBLBB dengan target enam juta unit motor listrik pada 2025. Implementasi program ini akan mampu menghemat BBM sekitar 13 juta barel/tahun atau senilai Rp16 triliun/tahun, penurunan emisi CO2 sebesar 4 juta ton/tahun dan peningkatan konsumsi listrik sebesar 2,4 terawatt hour (TWh)/tahun," ujarnya.

Dia mengungkapkan, program ini juga memberikan manfaat untuk peningkatan keterampilan baru bagi generasi muda, membuka lapangan kerja baru dengan adanya bengkel konversi, dan meningkatkan produksi komponen lokal.

MoU lain yang ditandatangani adalah antara PLN dengan Pemerintah Provinsi NTT dan Universitas Nusa Cendana dalam pengembangan hutan energi dan peternakan terpadu dalam rangka memproduksi biomassa untuk mengurangi pemanfaatan energi fosil melalui co-firing PLTU.

"Program ini juga untuk pemberdayaan masyarakat, BUMD, UMKM dengan melibatkan perguruan tinggi untuk penyediaan bahan baku biomassa secara berkelanjutan," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan kesiapan PLN mendukung program konversi motor BBM ke motor listrik untuk mempercepat terbentuknya ekosistem kendaraan listrik di Indonesia serta mengakselerasi tercapainya target netralitas karbon pada 2060.

"Konversi ini juga salah satu langkah untuk kita semakin mandiri dalam ketahanan energi, karena berpindah dari energi berbasis impor ke domestik," ucap Darmawan.

Dia mengatakan, tahun ini PLN sudah menyiapkan 400 unit motor listrik sebagai kendaraan operasional sekaligus mengampanyekan motor listrik ke masyarakat.

"Motor ini akan terus keliling, ada logo PLN dan Kementerian ESDM, sehingga bisa menarik perhatian masyarakat," kata dia.

Dengan menggunakan kendaraan listrik, lanjutnya, bisa mengurangi emisi karbon, mengingat salah satu kontribusi emisi karbon terbesar saat ini berasal dari sektor transportasi.

"Emisi satu liter BBM daripada listrik, emisi karbonnya lebih rendah listrik. Untuk itu, kami sangat mendukung program ini sebagai salah satu langkah pengurangan emisi karbon," tuturnya.

Selain konversi motor BBM ke listrik, PLN juga memastikan ketersediaan infrastruktur kelistrikan melalui SPKLU, stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU), dan home charging station.

Hingga Mei 2022, PLN telah menyediakan 90 unit SPBKLU untuk mempermudah para pemilik motor listrik untuk mengisi daya.

PLN juga telah menghadirkan 129 unit SPKLU yang terdiri atas SPKLU fast charging dan ultra fast charging yang tersebar di 98 titik.

"Pada tahun ini, PLN mengalokasikan lagi dana untuk menambah 40 unit SPKLU untuk mempermudah masyarakat mengisi kendaraan listriknya," ucap Darmawan.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya