Jakarta - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) Anre Gurutta KH Baharuddin menasihati Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas harus mengintrospeksi diri dalam bertutur kata terkait kebijakan dalam beragama.
"Memang harus bisa evaluasi dirinya (Menag) terhadap setiap apa yang akan disampaikan. Kita juga merasa tidak setuju, apalagi dengan apa yang dia bandingkan, meski tujuannya tidak begitu," kata AGH Baharuddin kepada wartawan di Makassar, dikutip Opsi, Selasa, 1 Maret 2022.
Baharuddin menanggapi ucapan Menag Yaqut terkait kebijakan penggunaan pengeras suara masjid saat shalawat hingga azan, dengan perumpamaan suara anjing menggonggong secara bersamaan.
Baca juga: Laporkan Menag Yaqut ke Polisi, PA 212: Penista Agama Tak Ada Tebusannya Kecuali Hukuman Mati
Menurutnya, ucapan Menag Yaqut tidak pantas dan tak layak jika mengumpamakan suara azan dengan suara anjing menggonggong.
Maka itu dia tak heran hal ini menjadi gaduh di tengah masyarakat dan tidak sedikit dari umat Islam di Indonesia menentang pernyataan Yaqut.
"Sebagai seorang figur, tokoh, mestinya harus menjaga betul apa yang akan disampaikan, karena namanya orang besar itu sedikit saja salah, sudah dianggap tidak baik," ujarnya.
Baca juga: Habib Rizieq Instruksikan Umat Demo Berjilid-jilid Sampai Yaqut Dipenjara
Menurutnya, terkait edaran mengatur volume pengeras suara masjid maupun azan waktu shalat tidak menjadi masalah di masyarakat, tetapi karena perumpamaan gonggongan anjing yang dikaitkan dengan suara azan, maka tentu umat Muslim merasa tersinggung.
"Hanya yang masalah dengan dihubungkannya dengan gonggongan anjing, tapi dalam edaran tidak ada dimasukkan itu," ujarnya.
Baharuddin lantas mengapresiasi pernyataan Jusuf Kalla selaku Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) yang telah lebih dahulu mengimbau terkait suara toa masjid.
"Jusuf Kalla mengimbau agar jangan terlalu cepat membunyikan pengeras suara masjid. Kalau umpama saat sholawat dan pengajian maka bisa suara dalam. Nanti azan itu suara luar, itu sudah benar sekali. Saudi Arabia juga sudah lebih dulu mengatur itu," kata AGH Baharuddin mengutip perkataan Jusuf Kalla. []