Jakarta - Politisi nasional, Ferdinand Hutahaean merespons langkah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mendeklarasikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres pada Pilpres 2024 mendatang.
Ferdinand berpandangan, deklarasi itu mempunyai efek elektabilitas dan popularitas yang sangat menguntungkan bagi PSI.
"Karena bagaimana pun elektabilitas dan popularitas Ganjar ini sangat tinggi. Kemudian ada partai yang mendahului untuk mendeklarasikan tentu akan punya pengaruh banyak," kata Ferdinand diwawancara Opsi.ID, Selasa, 4 Oktober 2022.
Kendati tak berpengaruh secara signifikan karena PSI tidak memiliki suara di Parlemen, lanjutnya, dalam hal ini partai tersebut memiliki keuntungan.
"Artinya mereka tidak bisa secara mandiri mencalonkan presiden. Tetapi kalau untuk keuntungan politik, PSI tentu punya keuntungan di sana, karena bisa disebut mendompleng atau menggandeng popularitas dan elektabilitas Ganjar Pranowo," ujarnya.
Dengan begitu, kata pegiat sosial media ini, pendukung Ganjar Pranowo akan melihat PSI sebagai salah satu alternatif pilihan untuk mereka.
"Meski pun nanti tiba-tiba PDIP mencalonkan Ganjar, suara itu akan kembali ke sana. Tetapi untuk saat ini, itu akan mengubah situasi psikologis pendukung Ganjar yang akan berpihak kepada PSI. Tetapi nanti apakah mereka akan memilih PSI, ya kita belum tahu. Tapi kalau berpihak, mungkin iya," tuturnya.
Selain itu, ia juga berpandangan bahwa PSI dan Ganjar Pranowo memiliki garis politik yang serupa.
"Karena apa? Selama ini kita tahu PSI garis keras politiknya di mana dan kita juga tahu garis politik Ganjar Pranowo di mana. Artinya ini sealiran," kata dia.
Dia mengungkapkan, kesamaan garis politik itu terlihat dari suara yang kerap disampaikan PSI dan Ganjar dalam hal memerangi radikalisme dan lain sebagainya.
"Sama-sama menyuarakan tentang toleransi, melawan radikalisme, bicara nasionalisme, NKRI, dan Pancasila. PSI dan Ganjar Pranowo ini boleh kita sebut satu garis dalam berpolitik, satu ideologi dalam berpolitik," ujarnya.
"Kalau soal PSI dan Ganjar saya pikir lumrah-lumrah saja, tidak ada sesuatu yang mengagetkan karena garis politik sejalan dan segaris. Menurut saya seperti itu," ucap Ferdinand menambahkan.[]