Jakarta - Usai ditetapkan sebagai tersangka penyebaran berita bohong saat berceramah di Bandung, Polda Jawa Barat (Jabar) juga langsung melakukan penahanan terhadap Habib Bahar bin Smith.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jabar, Kombes Arief Rachman menyebut penahanan dilakukan karena penyidik memiliki alasan subjektif dan objektif.
Arief mengungkapkan, penyidik khawatir Bahar Smith melarikan diri dan mengulangi perbuatannya serta menghilangkan barang bukti atas kasus tersebut. Menurutnya, hal itu menjadi alasan subjektif dari pihaknya.
"Penahanan tentunya penyidik memiliki alasan subjektif dan objektif. Alasan subjektif dikhawatirkan mengulangi tindakan pidana, dikhawatirkan melarikan diri dan menghilangkan barang bukti," kata Kombes Arief di Mapolda Jabar, Kota Bandung, Senin malam, 3 Januari 2022.
Sementara untuk alasan objektif lantaran pasal yang menjerat Bahar mengandung hukuman di atas 5 tahun penjara.
Sebab, Bahar dijerat Pasal 14 ayat 1 dan 2 UU Nomor 1 tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana Jo Pasal 55 KUHP dan atau Pasal 15 UU nomor 1 tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana Jo Pasal 55 KUHP dan atau Pasal 28 ayat 2 Jo Pasal 45A UU ITE Jo Pasal 55 KUHP.
"Alasan objektif pasal-pasalnya itu hukuman di atas 5 tahun penjara," ucap Arief.
Diberitakan sebelumnya, Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) menetapkan Bahar Smith alias BS sebagai tersangka kasus penyebaran informasi bohong atau hoaks saat berceramah di Kabupaten Bandung beberapa waktu lalu.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jabar, Kombes Pol Arief Rachman mengatakan tim penyidik menemukan dua alat bukti yang sah yang mendukung penetapan BS sebagai tersangka.
"Fakta penyidikan dan pemeriksaan hari ini penyidik mendapatkan dua alat bukti yang sah serta didukung barang bukti. Sehingga penyidik meningkatkan status hukum BS menjadi tersangka," kata Arief di Mapolda Jawa Barat, Kota Bandung, Senin malam, 3 Januari 2022.[]