News Senin, 07 November 2022 | 11:11

Klaim Setok Beras RI Melimpah, Mentan: Impor untuk Apa?

Lihat Foto Klaim Setok Beras RI Melimpah, Mentan: Impor untuk Apa? Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat melayani wawancara cegat di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 14 Juni 2022. foto: Antara/Mentari Dwi Gayatri.

Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengeklaim saat ini beberapa daerah tengah melakukan panen raya, salah satunya di Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara, membuat setok beras aman sehingga tidak perlu impor.

"Semua sudah panen, semua sudah kelebihan stok (beras), terus pertanyaannya impor untuk apa?" kata Mentan Syahrul kepada wartawan di Desa Gunung Jaya, Kecamatan Ladongi, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, Minggu, 6 November 2022.

Mentan menyampaikan, saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah mempunyai setok pangan yang cukup. Dengan kondisi tersebut, ia menegaskan Indonesia tak perlu mengimpor beras.

"Oleh karena itu kalau tadi pertanyaannya masih perlukah impor? Saya kira kita enggak gila lah untuk mengatakan masih perlu impor sementara panen rakyat, siapa nanti yang beli," ujar dia.

Politisi NasDem ini menerangkan, dengan kondisi setok beras yang aman, maka dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Meski begitu ia mengajak agar dalam membeli beras petani tidak dipersoalkan jika harganya lumayan mahal.

"Dan kalau memang buatan dari Indonesia dari rakyat Indonesia mungkin agak lebih mahal dikit enggak apa-apa juga, itu kata presiden. Membantu rakyat lah kira-kira begitu," ujar Mentan.

Dia menyampaikan, saat ini lumbung beras di Indonesia juga bertambah dari sembilan provinsi kini menjadi 15 provinsi. Namun, Syahrul tidak merinci ke-15 provinsi tersebut.

Mentan juga menyebut bahwa Sulawesi Tenggara juga akan menjadi bagian dari lumbung pangan di kawasan Timur Indonesia.

Sementara, lanjut Mentan, saat ini daerah sortir atau daerah merah sudah tidak banyak lagi, hanya ada beberapa daerah di Papua dan Riau karena di Provinsi Riau lebih banyak mengembangkan tanaman sawit dan karet.

"Nah sekarang daerah sortir kita seperti itu. Daerah kuning itu sudah bisa swasembada tetapi belum berkontribusi itu kira-kira ada 10 sampai 11 daerah. Artinya Dia sendiri sudah bisa tetapi belum kontribusi pada surplus kita. Tetapi daerah surplus kita sudah di atas 15 (provinsi) sekarang dari 34 daerah (provinsi)," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya